Nimo Tafa Institute memulai kelas demokrasi pertamanya dengan membahas tema, ‘Pilkada Lembata Dalam Perspektif Ekonomi Politik’ di Aula Perpustakaan Daerah Goris Keraf Kabupaten Lembata, Sabtu, 8 Juni 2024.
Kelas terbatas ini berisi 20 orang peserta yang mendaftar dari pelbagai kalangan masyarakat Lembata. Nimo Tafa Institute menyebut para peserta sebagai ‘Warga Kelas’.
Eman Krova, pengampu Kelas Demokrasi Nimo Tafa Institute, mengulas sejarah politik di Indonesia, mengeleborasi lagi konsep demokrasi substansial dan prosedural serta membedah bangunan sistem politik di Indonesia. Kelas Demokrasi ini berlangsung selama dua jam dengan dialog antara peserta dan pengampu.
Rian Naur, salah satu ‘Warga Kelas’ merasa puas dengan materi yang disajikan dan berhadap diselenggarakan lagi kelas-kelas demokrasi selanjutnya.
Rian yang merupakan guru di SMAS Frateran Lewoleba itu juga membawa seorang siswanya yang tertarik mengikuti kelas demokrasi. Siswa SMAS Frateran Lewoleba itu bernama Jeje.
Rian mengaku bangga dengan anak muridnya itu karena dia serius mengikuti pemaparan di dalam kelas demokrasi.
“Saya bangga karena Jeje semangat sekali mendengarkan pemaparan Om Eman Krova yang bicara tema ekonomi politik. Ia sampai merekam konten pemaparan itu,” ucap Rian.
Sebagai pendidik, dia akan membawa beberapa murid lagi untuk bergabung menjadi peserta kelas demokrasi yang diselenggarakan Nimo Tafa Institute.
Antusiasme yang sama juga diutarakan Maria Loka, Warga Kelas lainnya yang merupakan pegiat lembaga swadaya masyarakat (LSM) PERMATA.
Maria percaya ruang-ruang dialog yang dibangun di dalam Kelas Demokrasi bisa mengganti peran lembaga-lembaga yang bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Dia menanti dibukanya Kelas Demokrasi edisi berikutnya dan ingin rutin menjadi bagian dari Warga Kelas.
Peserta Kelas Demokrasi edisi perdana ini berasal dari profesi yang beragam. Ada guru, pegiat LSM, ASN, mahasiswa, jurnalis, penyelenggara pemilu, tokoh koperasi dan pensiunan ASN.
Nimo Tafa Institute merupakan lembaga non profit yang diselenggarakan secara swadaya oleh Eman Krova dan tiga orang jurnalis di Lembata yakni Benki Assan, Ricko Wawo dan Andri Atagoran.
Nimo Tafa Institute mempunyai semangat menghadirkan ruang-ruang dialog yang terbuka, setara dan mencerdaskan kehidupan masyarakat Lembata. Untuk tujuan ini, Nimo Tafa Institute membentuk tiga platform kegiatan yang rutin diselenggarakan di Lembata; Kelas Demokrasi, Talkshow dan Bincang Buku.
Eman Krova sebagai pengampu kelas demokrasi menyebutkan kalau Nimo Tafa Institute juga akan menghadirkan sejumlah peneliti dan akademisi dari luar Lembata yang secara rutin mengisi kelas demokrasi. (rilis NTI)