Aksinews.id/Lewoleba – Profesi guru harus mendapatkan tempat terhormat di hati setiap insan. Guru adalah suluh yang menerangi muridnya di jalan kegelapan. Oleh karena itu, guru harus dihargai. Demikian simpulan yang dapat ditarik dari sambutan Penjabat Bupati Lembata, Drs. Matheos Tan, MM, Jumat, 17 Mei 2024.
Tan menyampaikan sambutan itu sebelum membuka Festival Literasi Kabupaten Lembata Tahun 2024. Festival yang dibuka Tan didahului dengan karnaval budaya yang diikuti 40 sekolah dari semua jenjang dan baru akan berakhir pada 10 Oktober 2024 yang akan datang.
“Kita semua bisa berhasil karena ada guru. IQ dan SQ itu dari kita tapi guru yang mengarahkan kita,” ucap Tan berapi-api.
Tan, dalam kesempatan itu juga menyoroti kesejahteraan para guru Non PNS dan Non Sertifikasi di Lembata. Dia meminta lembaga DPRD Kabupaten Lembata agar bersama pemerintah bisa mengalokasikan anggaran untuk kesejahteraan para guru dimaksud.
“Supaya pendidikan kita baik, guru harus diperhatikan kesejahteraannya. Saya minta kepada Bapa-bapa di DPRD untuk bisa alokasikan anggaran untuk pembayaran TPP bagi para guru non PNS dan non sertifikasi,” ujarnya.
Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero, S. Sos yang hadir di kursi undangan tampak tersenyum mendengar permintaan itu. Sementara itu, Gero yang didaulat menyampaikan sambutan sebelumnya menyentil soal peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lembata. Menurutnya, data BPS menunjukkan adanya peningkatan IPM di Kabupaten Lembata pada tahun ini dari sebelumnya 6.61 poin menjadi 6.67 poin. Dia menjelaskan, IPM merupakan indeks yang dipakai untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dengan tiga indikator utama yakni lama pendidikan, usia harapan hidup dan kemandirian ekonomi.
“Kita semua masyarakat Lembata harus berbangga karena meningkatnya IPM ini menandakan bahwa martabat hidup kita sudah semakin tinggi. Ini data BPS, bukan data Petrus Gero,” katanya sembari tersenyum. Pantauan media ini, kegiatan pembukaan Festival Literasi Kabupaten Lembata Tahun 2024 yang didahului karnaval budaya tersebut berlangsung semarak. Empat puluh kontingen berjalan menyusuri jalan-jalan umum Kota Lewoleba, ibukota Kabupaten Lembata dari dua titik start yang berbeda yakni depan Toko Olimpic dan Perlimaan Wangatoa. Masing-masingnya dimeriahkan oleh penampilan drumband dari dua sekolah, satu pada bagian depan dan satu lagi pada bagian belakang hingga tiba di halaman depan Gedung Perpustakaan Gorys Keraf sebagai titik finish sekaligus tempat berlangsu