Untuk menjadi anggota DPRD Kabupaten, ternyata tidak harus mengantongi banyak uang. Modal tipis pun bisa. Caleg Partai Garuda, Yohanes Yos Are de Peskim sudah membuktikan. Namanya tercatat sebagai salah satu Caleg Terpilih dan siap duduk di Lepo Kulababong (Gedung DPRD Sikka).
Dalam perbincangan dengan Aksinews.id, Rabu (8/6/2024) petang di wilayah Desa Kopong, Kecamatan Kewapante, Are mengaku tidak menggunakan modal yang besar.
“Saya hanya kampanye di 5 titik. Itu pun hampir semuanya difasilitasi oleh pendukung. Mulai dari pembuatan tenda, mobil untuk transportasi, hingga makan minum, mereka yang siapkan semuanya,” papar lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Undana, Kupang, tahun 2014 ini.
Lelaki muda, 35 tahun ini, berhasil meraup suara sebanyak 1.120 di Dapil Sikka 3. Paling banyak di Kecamatan Doreng. Hal ini bisa dimengerti karena bapaknya, Yos Andreas Woda, adalah orang Doreng. Tepatnya dari Desa Watumerak. “Beliau pernah jadi kepala Desa Watumerak. Tapi karena kesehatannya terganggu, ia mengundurkan diri,” tutur suami Fransiska Yani Mboru ini.
Di Doreng, ayah 2 anak ini, mengumpulkan 975 suara. Dari jumlah ini, paling banyak di Desa Watumerak, 400 suara. Menyusul Wolonterang 200 suara. Desa-desa lain di Doreng tidak banyak menyumbang suara. “Tapi walau sedikit suara, sudah ikut menghantar saya meraih kursi DPRD Sikka. Saya sangat berterima kasih kepada semua warga yang telah membantu dan memilih saya,” papar jebolan SMA Seminari Mataloko tahun 2007 ini.
5 Kecamatan lain di Dapil Sikka 3 pun tidak banyak. Kecamatan Talibura misalnya, menyumbang 32 suara. Bahkan Kecamatan Bola, yang berdekatan dengan Doreng hanya menyumbang 9 suara.
Data KPU Sikka menyebutkan, Partai Garuda berhasil mengumpulkan suara di Dapil Sikka 3 sebanyak 4.495 suara dan berhasil meraih kursi ke-5 dari 9 kursi yang ada.
Tertarik Politik Sejak Kuliah
“Sejak kuliah semester I, saya sudah mulai tertarik politik. Mula-mula bergabung di LMND (Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi). Kemudian sempat bergabung dengan Partai Pembebasan Rakyat Nasional. Tapi partai ini tidak lolos verifikasi sebagai peserta Pemilu tahun 2009,” kata Are.
Dia menambahkan, setelah Partai Pembebasan Rakyat Nasional tidak lolos, dirinya sempat bergabung dengan Partai Rakyat Demokrat (PRD). Kemudian tahun 2018 bergabung dengan Partai Hanura dan menjadi Caleg pada Pemilu 2019. “Tahun 2023, saya akhirnya bergabung dengan Partai Garuda,” kisahnya.
Lebih lanjut, Are menuturkan pengalaman kerjanya. Walau lulus dari Program Studi Bahasa Inggris FKIP Undana, ia justru mulai kerja di Lembaga Bantuan Hukum (LHB) Nusra di Maumere. Di lembaga tersebut dia hanya bertahan 3 tahun (2014 – 2017).
Selepas dari LBH Nusra, Are berpindah profesi jadi wartawan Vox NTT. Di Media ini, dia bertahan selama 4 tahun, dari tahun 2017 hingga 2020.
Tahun 2021, Are ganti profesi lagi. Ia bergabung dengan Yayasan Bambu Lestari (YBL), sebuah LSM yang bermarkas di Bali. Di Lembaga ini, dia bertahan hingga 2023. “LSM ini bergerak di bidang budidaya dan pemanfaatan bambu. Juga mendorong desa wanatani bambu,” katanya. Saat ini, setelah dirinya ditetapkan sebagai Caleg Terpilih, Are mengisi waktu dengan menulis berita lagi. “Saya kembali aktif di Media. Sekarang di Rakat.id,” pungkasnya. (feri soge)