Penetapan Calon Legislatif terpilih sudah dilaksanakan KPU Kabupaten Sikka, Kamis (2/5/2024) lalu. Konfigurasi DPRD Sikka berubah dratis. Dari 35 anggota periode 2019 – 2024, hampir separuh berganti wajah. Periode 2024 – 2029 nanti akan diisi oleh 16 pendatang baru. Salah satunya adalah kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Christian Bhato Gama Putra. Berikut ini profil singkatnya.
Ditemui di Sekretariat DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di wilayah Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Rabu (8/5/2024), pria kelahiran Dili, Timor Leste (dulu Provinsi Timor Timur), 7 Januari 1982 ini kelihatan rileks. Beban berat di pundaknya selaku Sekretaris DPD merangkap admin berbagai aplikasi yang digunakan KPU dalam menyelenggarakan Pemilu Serentak telah lepas.
Kesibukan selama kurang lebih 22 bulan sejak tahapan Pemilu diluncurkan pada 14 Juni 2022 lalu, usai sudah. Hasilnya cukup memuaskan. PSI berhasil mengirim 2 wakilnya untuk duduk di kursi DPRD Sikka, termasuk dirinya. Ia menarik nafas lega. Hasil ternyata tidak mengkianati proses.
Suami Anita Karolina Mako ini menuturkan, keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras semua jajaran di DPD PSI, baik pengurus maupun anggota. Juga semua keluarga besar PSI. Dan, tentu saja, warga kabupaten Sikka yang memilih para caleg dan partai yang dipimpin ketua Yanes Mekeng ini.
Berdasarkan rekapitulasi KPU Sikka, Chris meraih 875 suara, sementara total suara PSI di Dapil 1 sebanyak 3.833 suara. Akumulasi suara ini menghantar PSI meraih kursi ke-5 dari 11 kursi di Dapil Sikka 1.
Sarjana Ekonomi jebolan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Yogyakarta, tahun 2004 ini menuturkan, dirinya bergabung dengan PSI sejak 2018. “Pemilu 2024 ini merupakan kali kedua saya menjadi caleg. Tahun 2019 sudah jadi caleg juga, tapi belum berhasil,” kata Chris.
Ia menambahkan, dirinya merupakan orang Lio pertama yang berhasil menjadi anggota DPRD di Dapil Sikka 1. “Sejak Pemilu 2004, orang Lio belum pernah lolos di Dapil Sikka 1. Saya orang Lio pertama yang lolos di Dapil ini,” kata Christian.
Cucu Kapitan Paga sekaligus camat pertama Paga, Paulus Yosep Pango ini mengisahkan, ia mulai tertarik dengan politik waktu Pilkada 2013. Saat itu Ansar Rera berhasil terpilih menjadi Bupati berpasangan dengan Paolus Nong Susar.
“Waktu itu, bapak saya Yosep Seto Pango, seorang pensiunan PNS dari Dinas Perikanan Kabupaten Sikka, ikut terlibat di Tim pemenangan. Sejak itu saya mulai tertarik dengan politik. Saya akhirnya mengambil keputusan untuk bergabung dengan PSI,” ujar sulung dari 4 bersaudara yang menyelesaikan pendidikan dari SD sampai SMA di Dilli ini.
Lebih jauh Chris mengisahkan, setelah tamat kuliah di Yogyakarta, ia mulai memasuki dunia kerja. Tahun 2005, ia berkerja di CV Karunia Putra. Di tempat ini Chris hanya bertahan selama 5 bulan.
Selanjutnya Chris bekerja di Dinas Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT wilayah Kabupaten Ngada mulai tahun 2006 sampai 2017. Mula-mula sebagai petugas Penetapan dan Penagihan Pajak Kendaraan dari tahun 2006 sampai 2010. Kemudian dari tahun 2011 sampai 2017 sebagai petugas Server dan Penetapan Pajak Kendaraan.
Tidak Umbar Janji
Menjawab pertanyaan, apakah ada janji tertentu yang sempat diucapakan selama kampanye, Chris menandaskan, pihaknya tidak mengumbar janji apapun. “Waktu kampanye, kita berdiskusi dengan masyarakat. Lebih banyak mendengarkan mereka. Prinsip kami, kami hadir dan kerja untuk rakyat,” paparnya.
Apakah ada hal khusus yang akan diperjuangkan selama 5 tahun kedepan? Secara spontan Chris mengatakan, sekurangnya 3 hal yang perlu didorong. Pertama, pihaknya akan memberi masukan kepada pemerintah agar fokus dalam penerimaan dan pengelolaan pajak daerah. Kedua, Perlu menarik banyak investor untuk investasi di kabupaten ini. Dan ketiga, perlu dihidupkan lagi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Ditanya persiapan apa saja menyongsong pelantikan yang diperkirakan akan berlangsung Agustus nanti, Chris mengatakan, dirinya mulai membaca UU dan peraturan yang relevan dengan tugas dan fungsinya sebagai anggota Dewan. (feri soge)