Selasa, 06 Februasi 2024
1Raj.8:22-23.27.30 ; Mrk. 7:1-13
St. Paolus Miki dan Kawan-kawan, Imam dan Martir
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya jauh dari padaKu”
(Mrk.7:6)
Murid Yesus dikritik karena makan dengan tangan najis. Tangan yang belum dicuci. Tetapi Yesus tak menggubris. Karena lebih melihat hati yang bersih dan benar di hadapan Allah. Mereka memperhatikan tangan yang dicuci, bersih di luar, tetapi membiarkan hati kotor dan najis oleh pikiran jahat dan dosa.
Yesus malah balik mengingatkan, jaga mulut, jaga hati, jaga sikap. KataNya, “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya jauh dari padaKu”. Bibir setia menyerukan nama Tuhan, kusuk berdoa, namun hati jauh dari Tuhan. Sikap, tutur dan laku tak sesuai kehendak Tuhan. Mereka malah lebih taat menuruti adat istiadat, dan mengabaikan perintah dan kehendak Allah.
Kita juga sering medua sikap. Tekun berdoa, setia merayakan ekaristi, tetapi hidup belum sepenuhnya sejalan kehendak baik Tuhan. Sering berlaku menyimpang, memanipulasi, tidak jujur, berdosa di hadapan Allah dan terlebih kepada sesama.
Hendaknya kita selalu ingat, bahwa dengan bibir, kita telah mengakui iman kita. Dengan bibir kita berdoa dan menyeruhkan nama Tuhan. Maka, jaga hati kita agar senantiasa bersih, baik, jujur, dan penuh kasih kepada Allah dan sesama. Kadang kita masih terbawa kebiasaan, lebih takut pada adat-istiadat, lebih takut pada atasan, dari pada mentaati jalan benar Tuhan.
Mengapa banyak hal sulit dipercaya? Karena ucapan bibir tak sejalan niat hati. Lain di bibir lain di hati. Memang baik membersihkan tangan, tetapi lebih mulia membersihkan hati. Agar terlihat anggun bukan karena polesan, tetapi karena ketulusan hati.
Tuhan memberkati kita. SALVE.***
RDWens Herin