Senin, 15 Januari 2024
Sam.15:16-23 ; Mrk.2:18-22
Pekan Biasa II
“Murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, mengapa murid-muridMu tak berpuasa?”
(Mark.2:18)
Murid Yesus tidak berpuasa memang salah. Tak indahkan aturan aturan agama. Tetapi Yesus punya asalan, karena Diri-Nya masih bersama mereka. Berpuasa sejatinya merupakan cara mendekatkan diri dengan Tuhan. Yesus mau katakan, Dia sendiri adalah Tuhan, ada bersama muridNya, untuk apa muridnya berpuasa?
Yesus hendak mengoreksi, bahwa puasa tidak sekedar niat jasmani, seperti tidak makan, tidak minum atau tidak melakukan sesuatu. Puasa merupakan niat ugahari, rela menahan diri, mengekang keinginan, mengatur kelekatan pada hal duniawi, untuk semakin mengarahkan kerinduan jiwa lebih dekat dan lebih intim bersatu dengan Tuhan.
Kita juga sering melakukan puasa, tidak makan dan minum pada masa prapaska atau momen lain karena niat tertentu. Ada yang diet untuk menjaga kesehatan, supaya langsing, atau bisa berbagi dengan yang berkekurangan.
Puasa juga berarti meniatkan melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat. Meniatkan tidak marah, tidak mendendam, tidak memusihi. Meniatkan berdamai dan memberi maaf. Meniatkan disiplin berkerja dan bertanggungjawab. Meniatkan berdoa pribadi dan ke gereja. Meniatkan lebih sabra dan kuat menghadapi problem hidup.
Gereja menganjurkan kita melakukan puasa, agar kita bisa mengolah hidup, menjaga kemurnian batin dan merawat keteguhan iman kita, agar tetap setia melangkah di jalan yang dikehendaki Tuhan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin