Aksinews.id/Jakarta – Hari pencoblosan makin dekat. Lembaga-lembaga survei masih mengunggulkan elektabilitas pasangan Probvowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Sedangkan, dua paslon lainnya, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo – Prof. Mahfud MD disebut saling merebut posisi kedua. Disebut-sebut suara Ganjar – Mahfud terus tergerus. Apa sikap Ganjar-Mahfud?
Ternyata capres dari PDI Perjuangan, PPP, Hanura, dan Perindo, Ganjar Pranowo tidak ambil pusing dengan rilis berbagai lembaga survai yang menempatkan elektabilitas dirinya di posisi buncit.
Teranyar, rilis hasil survei dari CSIS yang menyatakan Ganjar-Mahfud hanya mencapai 19,4 persen, sehingga gagal ke putaran kedua. Begitu juga hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menempatkan Ganjar-Mahfud mendapat elektabilitas sebesar 22,9 persen, di bawah AMIN yang memperoleh 25,3 persen.
Ganjar malah menyebut, pihaknya punya survei sendiri dengan hasil yang berbeda dengan kedua lembaga survei itu. Bahkan, survei yang dilakukan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD menggabungkan tiga metode sekaligus.
Ya, “Kami punya tim survei sendiri dan kami tidak seburuk itu,” ujar Ganjar usai menyapa warga di Lapangan Bangsalan, Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (30/12/2023).
Menurut Ganjar, semua hal bisa terjadi di tahun politik, termasuk tren elektabilitas capres-cawapres yang tiba-tiba meningkat atau menurun. Menurut dia, segala hal masih serba dinamis sehingga pihaknya tetap mendengarkan hasil-hasil survei tersebut.
“Semua bisa terjadi, semua survei kami dengarkan. Kami punya alat kontrol sendiri dan kami mendengarkan masyarakat,” ucap Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menyampaikan, pihaknya akan tetap fokus mendengarkan dan bertemu masyarakat hingga pemungutan suara Pilpres 2024. Selain untuk mendulang suara, bertemu dengan masyarakat membuatnya mampu menyerap aspirasi untuk ditindaklanjuti jika dia terpilih menjadi presiden. “Enggak konstan saja, tapi kami lebih banyak ketemu rakyat dan mendengarkan,” ujarnya.
“Seperti kondisi hari ini, maka setiap kami bertemu seperti saat ini, di Jawa Tengah sambutannya seperti yang Anda lihat dan dengarkan, sangat real!” jelas Ganjar.
Di sisi lain, Tim Pemenangan Nasional (TPN) optimistis pasangan Ganjar-Mahfud mampu masuk putaran kedua Pilpres 2024. Berdasarkan survei internal TPN Ganjar-Mahfud yang menggabungkan tiga metode, perolehan suara paslon nomor urut 3 meningkat sekitar 2 persen dalam 24 jam terakhir menjadi 37 persen, dari 35 persen suara di minggu lalu.
Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, menilai, tren elektabilitas ini akan bertahan hingga pemungutan suara pada 14 Februari 2023 jika tidak ada hal yang signifikan.
“Kalau tidak terjadi sesuatu yang signifikan, maka peluang putaran dua tampaknya akan terjadi antara pasangan 2 (Prabowo-Gibran) dan 3 (Ganjar-Mahfud),” kata Andi.
Sementara itu, cawapres Mahfud MD mengaku tak percaya dengan hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), yang menempatkannya di urutan terakhir, dengan angka 19,4 persen.
“Saya enggak percaya sama sekali,” tandas Mahfud, saat mendatangi Pondok Pesantren Al-Khoziny, Desa Siwalanpanji, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (28/12/2023).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu menyebut, CSIS sempat meramal Joko Widodo (Jokowi) kalah di pemilihan presiden (Pilpres). Akan tetapi, hal tersebut ternyata salah.
Ya, “CSIS dulu itu kan pernah meramal Pak Jokowi kalah. Dua minggu sebelum Pilpres sudah ada berita berdasarkan hasil survei CSIS Jokowi game over, tapi salah total,” jelasnya.
Oleh karena itu, Mahfud lebih berpegang pada hasil survei yang dikeluarkan oleh Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, sebagai rujukan informasi mengenai elektabilitasnya.
“Enggak apa-apa, kita punya survei sendiri. (Survei CSIS) itu hanya untuk menekan psikologis saja, untuk menakut-nakuti orang,” ujarnya. (*/AN-01)