Aksinews.id/Nobo – Desa Nobo viral di media sosial setelah lapangan bola kaki di pinggir perkampungan desa ini digunakan sebagai tempat mendaratnya helikopter yang ditumpangi Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, Jumat (9/4/21). Dibalik itu, tidak banyak yang tahu, Desa Nobo pun terkena dampak banjir bandang, sepekan yang lalu.
Walau tidak menelan korban jiwa, setidaknya ada tiga puluhan rumah rusak diterjang banjir. Tak cuma itu. Puluhan warga desa Nobo terpaksa mengungsi di rumah warga yang lainnya.
Di desa Nobo ini pula, terdapat seumlah korban banjir bandang dari Desa Lamanele, ditemukan. Desa ini, ramai saat dikunjungi oleh Presiden RI. Hari selanjutnya, nama desa ini mulai jarang diperbincangkan. Dari hari ke hari, Warga terkena dampak banjir bandang (jalur dari Lamanele), harus memenuhi kebutuhan makanan, minuman, pakian dan kebutuhan lainnya secara swadaya.
Dalam kunjungan Minggu (11/4/21), PGRI Flores Timur menangkap satu nilai yang menarik di desa ini yakni mereka saling menopang satu dengan yang lain dengan semangat Budaya Lamaholot. Sesama warga saling membantu. Keluarga yang tidak mendapat musibah,menolong korban yang terkena dampak. Korban yang tidak lagi memiliki rumah, atau kondisi rumah yang terendam dan rusak berat, menumpang di rumah keluarga lainnya, yang tidak terkena dampak. Mereka terlayani makanan dan minuman hasil dari donasi warga sekitarnya.
Pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur dalam kunjungan di Desa Nobo, didampingi Pengurus Cabang Ile Boleng, Witihama, Kelubagolit dan Adonara. Selain dari jajaran Pengurus PGRI, hadir bersama Komunitas Guru Garis Depan (GGD), Guru SMPN 1 Larantuka, SMPN 2 Larantuka dan SMPN 1 Lewolema. Termasuk Karang Taruna Desa Lamatou, Kecamatan Lewolema. Sedikitnya ada 68 orang hadir ditempat ini, berdialog dengan masyarakat dan meninjau langsung lokasi dan kondisi rumah yang rusak. Termasuk juga gereja di Desa ini yang terendam lumpur setinggi tiga meter.
Mereka membuka posko menerima bantuan di kantor desa namun suasana di desa ini tidak seramai beberapa titik yang terkena dampak bencana. Saat PGRI Flores Timur tiba di lokasi, tidak ada satu bantuanpun ada di lokasi. Menurut keterangan Yosep Kia Uba, Ketua PGRI Cabang Ile Boleng, konsentrasi bantuan sepertinya belum merata, karena di Nobo memang bantuan sangat minim, padahal korban sangat membutuhkan bantuan.
“Sejak awal, memang desa kami Nobo tidak seviral tempat yang lain, sehingga saat donasi yang disalurkan, Desa Nobo terlewatkan. Beberapa hari ini setelah kami membuka informasi dan publikasi, beberapa donatur mulai menyalurkan bantuan. Kesepakatan kami di Desa ini, barang bantuan tidak boleh ditumpuk di posko, tetapi langsung disalurkan ke tangan korban atau yang berhak menerima bantuan. Kami tidak ingin bantaun tercecer karena kami memahami sahabat, meluarga yang membantu inipun tentu dalam keterbatasan”, kata Yosep.
Hal yang dapat direfleksikan dari kunjungan di tempat ini adalah mestinya ada perimbangan bantuan pada titik yang terdampak sehingga tidak menimbulkan kekecewaan. Selain itu, barang bantuan sesegera mungkin disalurkan ke tangan yang berhak peroleh sehingga jangan terjadi penumpukan. Dari amatan, PGRI Flores Timur, tidak hanya bantuan sembako dan lainnya, bantuan tenaga dari TNI, POLRI, dan masyarakat lainnya, juga alat berat dibutuhkan di tempat ini dalam penataan kembali tempat mereka.
Para Donator yang ingin menyalurkan sumbangannya, lokasinya sekitar 100 meter dari lapangan bola kaki, tempat mendaratnya Helikopter yang ditumpangi Presiden RI. Dari arah Harubala, Ile Boleng, ada Gapura (sisi kiri) masuk sekitar 100 meter. Kontak person yang bisa dihubungi adalah Yosep Kia Uba, Mantan Kepala Desa Nobo melalui nomor kontak: 082145217140. (yup)