Kamis, 23 Nopember 2023
Mak.2:15-29 ; Luk.19:41-44
Pekan Biasa XXXIII
“Ketika Yesus mendekati Yerusalem dan melihat kota itu, ia menangisinya”
(Luk.19:41)
Israel berperang memperjuangkan Yerusalem, karena dari dulu Yerusalem menjadi kota suci. Tempat Allah berdiam dalam simbol Bait Suci yang megah dan agung. Akan tetapi, mengapa Yesus “menangisinya” ketika matanya memandang Yerusalem?
Yesus menangisi Yerusalem, karena Ia prihatin dan sedih, melihat orang Yahudi di Yerusalem, telah menyimpang jauh dari jalan keselamatan Allah. Mata mereka tidak lagi mlihat hal baik, benar dan sepatutunya mereka usahakan untuk damai sejahtera mereka. Mereka hidup dalam kejahatan, kedurjanaan dan dosa.
Yesus menangisi Yerusalem, karena ia mencintai saudara-saudaranya. Tetapi sayang, mereka menolak dirinya. Tak mau menerima rahmat keselamatan yang ia bawa. Mereka bahkan membunuh Dirinya, atas nama kepentingan orang banyak.
Yesus menangisi Yerusalem, sebab Ia punya harapan baik. Ia tidak mengehendaki mereka binasa. Runtuh berkeping-keping. Ia justru berharap, mereka bertobat. Berbalik dari jalan durjana, dan menerima keselamatan dari Allah.
Sadarilah bahwa diri kita juga ibarat “kota Yersalem”. Telah ditebus dan disucikan oleh darah kudus Yesus. Maka mesti dijaga dan dirawat dari dosa dan kejahatan. Yesus tentu sedih jika kita terlalu sering mengalah dan membiarkan diri dikuasai oleh dosa dan kejahatan.
Merendahlah dan jangan lupa menagisi diri. Air mata sesal membantu kita menyadari diri dan bertobat dari kekurangan dan dosa kita.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin