Sabtu, 18 Nopember 2023
Keb.18:14-16;19:6-9 ; Luk.18:1-8
Pekan Biasa XXXII
“Bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu”
(Luk.18:1)
Orang berdoa karena beriman dan menaruh pengharapan kapada Tuhan. Tentu isi doa kita berbeda, tetapi kita punya satu harapan. Semoga doa kita didengar dan dikabulkan oleh Tuhan.
Perihal berdoa dan harapan terkabulnya doa kita, Yesus mengingatkan, hendaknya berdoa dengan tidak jemu-jemu. Tidak menghitung sudah berapa lama berdoa. Atau sudah berapa sering kita mendoakan intensi dan harapan yang sama. Meski kadang harus menunggu waktu dari Tuhan, janganlah putus asa dalam doa karena kita tahu Allah sungguh baik hati dan peduli dengan kita.
Berbanding terbalik sikap hakim angkuh. Meski ia berubah sikap dan mengabulkan permintaan si janda, sesungguhnya bukan karena ia benar-benar berbaik hati, melainkan karena ia tak mau diganggu. Katanya “walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati siapapun, namun karena janda ini menyusahkan daku, baiklah aku membenarkan dia, supaya ia jangan terus menerus datang dan akhrinya menyerang aku”. Lebih baik segera tolong dia, supaya dia tidak mengusik lagi.
Hakim yang jahat saja bisa berbuat baik kepada si janda. “Bukankah Allah akan membenarkan orang-orang pilihannya yang siang malam berseru kepadaNya?” Tentu! Allah lebih mengasihi kita, mendengar doa kita, hingga tak terucap dalam kata sekalipun. Ia bahkan memahami setiap tetes air mata, yang menyertai kata-kata doa kita.
Jadi masalah yang perlahan akan menggerogoti kehidupan iman jika mulai merasa jemu atau jenuh berdoa. Mengatakan tidak ada waktu karena sibuk dan larut dalam arus rutinitas. Betapa sibukkah kita, ataukah merasa Tuhan sudah tak penting lagi dalam hidup kita?
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin