Rabu, 15 Nopember 2023
Keb.6:2-11 ; Luk.17:11-19
Pekan Biasa XXXII
“Seorang di antara mereka kembali, tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepadaNya”
(Luk.17:15)
Sepuluh orang Kusta datang meminta disembuhkan. “Yesus Guru, kasihanilah kami”. Yesus mendengar rintihan mereka dengan penuh empati.
Ia menyuruh mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam. Dan terjadi seperti yang mereka inginkan. Mereka sembuh selagi dalam perjalanan. Untuk apa pergi kepada imam? Menunjukkan bukti bahwa mereka telah tahir, telah sembuh dan bersih.
Hal yang menarik, mereka semua sembuh, tetapi hanya satu orang yang kembali mengucapkan syukur dan berterima kasih kepada Yesus.
Mereka semua sembuh, mengambarkan bahwa doa setiap orang dalam iman, didengar oleh Tuhan. Apalagi saat dalam derita, dan kesusahan. Maka hendaknya kita tak jemu dan bosan berdoa. Walau kadang mesti menunggu waktu terbaik dari Tuhan. Kita yakin, segala sesuatu indah pada waktunya.
Akan tetapi, hanya satu yang kembali mengucapkan terima kasih. Sebuah ironi bagi kita yang sering lupa daratan. Sudah senang, tak peduli apapun. Dekat dengan Tuhan, saat lagi butuh. Saat sakit, dalam musibah, dalam masalah dan kesulitan, lagi galau dan putus asa. Begitu kusuk dalam doa. Namun ketika sudah senang, lupa kembali mengucap syukur dan berterima kasih.
Tidak hanya dalam doa. Dengan sesama, kadang banyak modusnya. Bagai kacang lupa kulit. Dekat, bersahabat, selalu kontak dan berkomunikasih, karena ada maunya. Ketika sudah mendapat apa yang diinginkan, perlahan menjauh, lalu hilang kabar.
Budi baik, memang tak mengharap balasan. Tetapi jangan lupa daratan. Cukuplah mengucap syukur dan berterima kasih. Itu sudah jadi tanda penghargaan atas kebaikan, perhatian dan cinta Tuhan dan sesama bagi kita.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin