Jumad, 22 September 2023
1Tim. 6:2b-12 ; Luk.8:1-3
Pekan Biasa XXIV
“Para murid menyertai Dia, dan juga beberapa Wanita, yang telah disembuhkan dari beberapa penyakit”
(Luk.8:1)
Yesus berkeliling menjelajahi desa dan kota mewartakan injil. Kabar gembira tentang kasih, solidaritas, keberpihakan dan keselamatan. Dan para murid dan beberapa wanita menyertai Dia. Mendedikasihkan waktu, tenaga, bahkan harta kekayaan mereka untuk mendukung pelayanan dan pewartaan Yesus.
Mereka menyertai Yesus, adalah gambaran tentang sebuah partisipasi. Idealnya, Gereja mengharapkan peran aktif dan keterlibatan setiap anggotanya dalam hidup menggereja. Entah tertahbis atau terbabtis. Gereja kuat, bertahan dan berkembang, karena kita setia mengemban tugas dan peran masing-masing. Hingga sekarang, kita kagum meyaksikan banyak orang dengan sukacita memberi diri, mengorbankan waktu dan tenaga, rela berbagi, mendermakan milik kepunyaannya untuk mendukung pelayana dan pembangunan gereja. Luar biasa.
Tetapi jangan lupa, Gereja kini hidup di tengah arus dunia yang makin mendewakan individualisme. Orang lebih fokus urus diri dan kehidupannya. Ini tantangan bagi partisipasi yang cuma-cuma. Bukan tidak mungkin, akan membunuh spirit pengorbanan dan pemberian diri secara sukarela.
Akibatnya sudah mulai dirasakan. Banyak orang mulai enggan meluangkan waktu, tenaga, apa lagi materi untuk Gereja. Mulai penuh perhitungan mendermakan rejekinya. Mengeluh dan menggerutu, seolah begitu dituntut dalam hidup menggereja. Padahal jika ditakar, cuma kewajiban kecil sebagai tanda syukur. Tak sebanding rahmat dan berkat yang diterima dari Tuhan.
Baiklah kita saling mengingatkan, bahwa Gereja memerlukan kita. Berikan diri kita. Dedikasihkan waktu dan tenaga kita. Ulurkan tangan kita. Agar iman kita hidup dan nyata dalam perbuatan kasih kita. Sebab iman tanpa partisipasi adalah mati.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin
“Iman tanpa partisipasi adalah mati” Amin…