Aksinews.id/Jakarta – Peta dukungan pemilih kepada tiga bakal calon presiden yang akan bertarung di Pilpres 2024 mulai kelihatan. Tampak, Ganjar Pranowo mengusai Pulau Jawa, sedangkan Prabowo unggul di luar Jawa. Sementara Anies Baswedan dilaporkan hanya unggul di DKI Jakarta yang pernah dipimpinnya sebagai Gubernur.
Peta dukungan itu tampak dari hasil survei terbaru Litbang Kompas yang menyebutkan bahwa ketiga bakal capres tersebut unggul di wilayah yang berbeda-beda.
Walaupun dalam hasil survei Capres 2024, banyak lembaga survei yang mencatat nama Prabowo Subianto berada di posisi pertama. Namun berdasarkan hasil survei Capres 2024 terbaru dari Litbang Kompas, Prabowo Subianto hanya unggul di luar Pulau Jawa. Sementara Pulau Jawa, mayoritas mendukung Ganjar Pranowo. Sedangkan, Anies Baswedan yang merupakan mantan gubernur DKI Jakarta unggul di Ibu Kota.
Litbang Kompas menggelar survey capres 2024 ini mulai 27 Juli – 2 Agustus 2023 untuk mengetahui elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Dilansir TribunKaltim.co dari kompas.com, “Wilayah Pulau Jawa cenderung masih dikuasai Ganjar dengan dukungan saat ini 39,6 persen suara pada skema tiga calon, sementara Prabowo 28,8 persen dan Anies 16,7 persen.”
Berdasarkan hasil survei capres 2024 dari Litbang Kompas tersebut, Ganjar tercatat menguasai Jawa Tengah dengan persentase paling tinggi, yakni mencapai 62 persen. Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah lebih tinggi dibandingkan Prabowo Subianto. Selain Jawa Tengah, Ganjar juga tercatat unggul di Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sementara itu, Prabowo menguasai Jawa Barat dan Banten, sedangkan Anies yang merupakan mantan gubernur DKI Jakarta unggul di ibu kota. Jika Ganjar menguasai Pulau Jawa, elektabilitas Prabowo cenderung unggul di luar Jawa.
Ya, “Untuk luar Jawa cenderung dikuasai Prabowo dengan persentase 34,7 persen, sementara Ganjar 27 persen dan Anies 22,3 persen. Suara Prabowo di luar Jawa cenderung naik dari sebelumnya 29,3 persen,” tulis Litbang Kompas.
Di luar Jawa, Prabowo tercatat unggul di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Elektabilitas Prabowo mendapat posisi tertinggi di sejumlah provinsi, yakni Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Maluku, dan Papua Selatan.
Sementara, Ganjar mendapat suara signifikan di provinsi Bali, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Papua Barat Daya, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Tengah.
Adapun Anies Baswedan memiliki basis suara yang kuat di Aceh, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua Pegunungan.
Jika Head to Head
Elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto unggul saat head to head dengan Ganjar Pranowo maupun dengan Anies Bawedan.
“Hasil survei menunjukkan terjadinya akumulasi perolehan suara untuk Prabowo dalam skema head to head, dua calon berhadapan,” tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (21/8/2023).
Berdasarkan hasil survei, jika pemilihan presiden digelar saat survei dilaksanakan dan Ganjar berhadapan dengan Prabowo, hasilnya Prabowo unggul atas Ganjar. Survei menunjukkan, dalam skema tersebut, Prabowo memperoleh 52,9 persen, sedangkan Ganjar 47,1 persen.
“Perolehan kali ini semakin memperlebar jarak keterpilihan Prabowo dengan Ganjar, yang sebelumnya 2,2 persen pada Mei 2023, menjadi 5,8 persen,” tulis Litbang Kompas.
Jika Prabowo berhadapan dengan Anies, Ketua Umum Partai Gerindra itu juga unggul, bahkan selisihnya lebih lebar. Pada skema itu, elektabilitas Prabowo 65,2 persen dan Anies 34,8 persen, jarak keduanya sebesar 30,4 persen lebih lebar dari hasil survei sebelumnya yakni 24 persen.
Jarak elektabilitas Anies juga terpaut jauh bila mantan gubernur DKI Jakarta itu head to head dengan Ganjar. Survei menunjukkan, elektabiltas Ganjar 60,1 persen dan Anies 39,9 persen jika keduanya berhadapan, selisihnya 20,2 persen, berubah tipis dari sebelumnya yang sebesar 19,8 persen.
Suara pendukung Ganjar dan Anies mengalir ke Prabowo. Menurut Litbang Kompas, keunggulan Prabowo secara head to head melawan Ganjar dan Anies disebabkan karena Menteri Pertahanan itu mendapat limpahan suara dari bacapres lainnya.
Dalam skema Prabowo vs Ganjar, misalnya, suara dari kalangan pendukung Anies cenderung semakin besar mengarah ke Prabowo. Survei menunjukkan, aliran suara Anies ke Prabowo mencapai 69,9 persen, naik dari 60,1 persen pada Mei 2023.
“Demikian juga dalam skema Prabowo melawan Anies, dukungan dari pemilih Ganjar yang mengalir ke Prabowo bertambah besar, dari 64,1 persen menjadi 71,6 persen,” tulis Litbang Kompas.
Sementara itu, dalam skema head to head Ganjar vs Anies, suara pendukung Prabowo cenderung terbagi secara seimbang kepada dua kandidat, meski sedikit lebih banyak mengarah ke Ganjar.
“Suara pemilih Prabowo akan mengalir ke Ganjar sebesar 53,2 persen dan ke Anies 46,8 persen. Pada Mei 2023, suara pemilih Prabowo yang mengalir ke Ganjar 52,3 persen dan ke Anies 47,7 persen,” tulis Litbang Kompas.
Persaingan Ganjar dan Prabowo
Berdasarkan hasil survei, Ganjar tercatat unggul tipis dari Prabowo, baik dalam simulasi terbuka, 10 nama, 5 nama, maupun 3 nama, meski selisihnya masih dalam rentang margin of error.
“Dalam survei terbaru Kompas, elektabilitas Ganjar Pranowo di angka 24,9 persen, Prabowo Subianto 24,6 persen, dan Anies Baswedan 12,7 persen,” tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (21/8/2023).
Angka di atas merupakan hasil survei dalam simulasi pilihan terbuka di mana responden dapat menyebut siapa pun yang menurut mereka layak dipilih menjadi presiden.
Dalam simulasi 10 nama, lima nama, dan tiga nama, elektabilitas Ganjar juga bersaing ketat dengan prabowo.
Dalam skema 10 nama, misalnya, Ganjar mendapatkan 29,6 persen, sedangkan Prabowo 27,1 persen, dan Anies 15,2 persen.
Kemudian, dalam skema lima nama, perolehan Ganjar 31,8 persen, Prabowo 27,8 persen, dan Anies 15,6 persen.
Litbang Kompas menyatakan, hasil tersebut menunjukkan bahwa hanya suara Ganjar yang tampak menanjak.
“Perubahan dari 10 ke lima nama itu relatif tidak mengubah suara untuk Prabowo dan Anies sehingga jarak keterpilihan Ganjar semakin lebar dengan Prabowo dan Anies,” tulis Litbang Kompas.
Sementara itu, dalam simulasi tiga nama, Ganjar mendapatkan elektabilitas 34,1 persen, unggul dari Prabowo yang punya 31,3 persen dan Anies 19,2 persen.
“Meski demikian, suara Ganjar dan Prabowo belum bisa dikatakan berbeda secara signifikan alias masih bersaing ketat,” tulis Litbang Kompas.
Ke Mana Suara Pemilih Jokowi?
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan bahwa suara pendukung Presiden Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 cenderung mengalir ke bakal calon presiden (bacapres) PDIP Ganjar Pranowo, dibandingkan Prabowo Subianto.
“Ganjar masih mendapatkan aliran suara terbesar dari pemilih Jokowi, yakni 63,6 persen, jika Ganjar hanya berhadapan dengan Prabowo,” tulis Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (21/8/2023).
Kendati demikian, survei menangkap bahwa suara pemilih Jokowi yang mengalir ke Prabowo semakin besar.
Pada survei kali ini, ada 36,4 persen pemilih Jokowi yang memilih Prabowo, naik dibandingkan 27,7 persen pada Januari 2023 dan 33,9 persen pada Mei 2023.
Sementara itu, survei menunjukkan bahwa basis suara pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 semakin solid untuk kembali mendukung ketua umum Partai Gerindra tersebut pada Pilpres 2024.
Menurut hasil survei, jumlah pemilih Prabowo yang akan kembali memilih Prabowo sebanyak 85,7 persen, meningkat dibandingkan 72,5 persen pada Januari 2023 dan 79,3 persen pada Mei 2023.
Survei ini dilakukan dengan tatap muka pada 27 Juli-7 Agustus 2023, melibatkan 1.364 responden di 38 provinsi yang tersebar di 331 desa/kelurahan di Indonesia, dengan margin of error +/- 2,65 persen.(*/AN-01)