Jumad, 18 Agustus 2023
Yos.24:1-13 : Mat.19:3-12
Pekan Biasa XIX
“Demikianlah mereka itu bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia”
(Mat.19:6)
Kalimat ini sering menjadi tema ketika menguhkan sebuah keluarga baru. Untuk tetap mengingatkan bahwa dua orang yang menikah, sesungguhnya disatukan Allah dalam janji suci perkawinan. Janji untuk setia bersama seumur hidup. Dalam suka dan duka. Dalam untung dan malang.
Maka tanggungjawab setiap keluarga adalah menjaga ikatan suci perkawinannya selamanya. Sesulit apapun tantangan yang dihadapi hendaknya tetap sabar dan setia. Sebab, apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
Tentang janji dan kesetiaan, dihayati juga oleh setiap hati yang memilih hidup sebagai imam, biarawan-biarawati. Juga melekat dengan tugas, pekerjaan dan kepercayaan sebagai apapaun yang kita emban.
Kita hendaknya selalu ingat ikrar setia kita masing-masing. Jatuh bagun, kita terus berusaha menjaga komitmen cinta dan setia kita. Agar selamanya tetap setia dalam menjalani pilihan hidup kita masing-masing.
Namun kita sadar, sering kita tersandung. Mendua hati. Bahkan ingkar janji. Karena tergiur kemewahan dan kenikmatan hidup. Lalu mengabaikan cinta Tuhan yang begitu setia menopang jalan kita. Melukai belahan hati yang dalam diam, tetap setia dan tulus menjaga cinta dan kepercayaannya, demi sebuah keharmonisan.
Maka berusahalah tetap merawat janji kita. Taruhlah janji kita di loh hati kita. Agar jadi prasasti yang tetap mengingatkan, bahwa janji itu mulia dan kudus. Karena setiap janji, kita ikrarkan di hadapan Allah. Disaksikan banyak mata dan hati yang tulus mendukung kita.
Karenanya, teruslah menjaga dan menghayati ikrar yang kita ucapkan. Kita yakin, jika kita setia dalam kerapuhan kita, Tuhan akan lebih setia menyempurnakan semua yang terbatas pada kita. Mari saling mendoakan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin