Jumad, 04 Agustus 2023
Im. 23:1-4.15-16.27.34-37 ; Mat.13:54.55.56b-58
PW. St. Yohanes Maria Vianey, Imam
“Lalu mereka kecewa dan menolak Dia”
(Mat.13:57)
Pengalaman ditolak, tentu menyakitkan. Apalagi ditolak oleh orang-orang dekat. Hal demikian dialami Yesus ketikai Ia ditolak orang Nazaret, saudara sekampung-Nya sendiri. Anehnya, Ia ditolak bukan karena suatu perbuatan jahat, melaikan karena Ia mengajar dengan begitu menakjubkan di rumah ibadat.
Jika orang banyak takjub, mestinya sebagai saudara mereka harus bangga. Namun mereka justru kecewa dan mempertanyakan dari mana Yesus memperoleh karisma mengajar sehebat itu? Mereka sangsi karena mengenal keluarga Yesus. Ia anak tukang kayu, sederhana, turunan biasa-biasa saja.
Menolak Yesus, sama artinya tidak menerima kebenaran dan keselamatan yang Ia ajarkan. Karena mereka tidak percaya, maka mata mereka tidak akan melihat mujzat (keajaiban tangan Tuhan) di tengah mereka.
Kisah ini menyadarkan kita, bahwa sering tanpa sadar kita juga menolak Yesus, saat kita berbelok hati, hidup tidak sesuai warta kebenaran-Nya. Ketika kita mengotori nurani dengan kecurangan, menyangkal kebenaran dan kejujuran, hidup penuh manipulasi dan rancangan jahat.
Memang hidup ini penuh persaingan. Kadang kita justru ditikung oleh orang yang dekat, bahkan orang kepercayaan kita. Hati terluka dan kecewa, karena tidak di terima di tengah keluarga atau orang dekat, tidak dipercaya dalam tugas tertentu, tidak dihargai potensi dan kemampuan yang kita miliki. Banyak orang didepak secara halus, hanya karena kepentingan dan persaingan tidak sehat. Menyakitkan, tetapi itu nyata. Meski demikian, janganlah terpuruk.
St. Yohanes Maria Vianey, diam-diam juga tak terlalu diperhitungkan karena otaknya tak sepintar orang lain. Hidupnya bersahaja, apa adanya dan di tempatkan di kampung kecil dan sederhana. Meski dikesampingkan tetapi Ia tak terpuruk. Ia sabar dan setia melayani sesama dalam kepasrahan total pada Tuhan. Hingga akhirnya menjadi Ia seorang Bapa Pengakuan yang saleh, rendah hati, dengan kata-kata nasehatnya yang menakjubkan banyak orang.
Ingat, Orang Nazaret menolak Yesus karena telah kehilangan kasih sayang sebagai saudara. Karena itu, tarulah senantiasa cinta kasih dalam hati, agar kita mampu memberi jempol dan memuji dengan tulus. Selalu ada rasa bangga melihat senyum sukses di wajah saudara-saudara kita, tanpa rasa sirik.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin