Aksinews.id/Lewoleba – Ini putra keluarga bermarga Monteiro, asal Larantuka, Kabupaten Flores Timur yang kedua dipilih Tahta Suci Vatikan, menjadi Uskup, pemimpin keuskupan. Setelah almarhum Mgr. Gregorius Monteiro, Uskup Agung Keuskupan Agung Kupang, Vatikan memilih Mgr. Yohanes Hans Monteiro, Pr menjadi Uskup Keuskupan Larantuka menggantikan Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr.

Pengumuman nama uskup Larantuka terpilih yang disiarkan secara langsung melalui canel You Tube Komsos Keuskupan Larantuka disambut gembira umat Katolik di seantero Keuskupan Larantuka, yang meliputi Kabupaten Flores Timur dan Lembata. Uskup Frans Kopong Kung akan menjadi uskup emeritus nantinya, setelah Mgr. Yohanes Hans Monteiro, Pr ditahbiskan menjadi Uskup Larantuka menggantikannya.
Monsigneur Frans Kopong Kung ditahbiskan menjadi imam pada hari Selasa, 29 Juni 1982. Ia terpilih menjadi Uskup pada hari Selasa, 2 Oktober 2001, dan ditahbiskan menjadi Uskup pada hari Kamis, 10 Januari 2002 menggantikan Mgr. Darius Nggawa, SVD. Mgr Frans merupakan imam projo keuskupan Larantuka pertama yang menjadi uskup Larantuka. Dan, penggantinya Mgr. Hans Monteiro merupakan imam projo kedua yang jadi Uskup Larantuka.
Pemerintah Kabupaten Lembata menyampaikan penghargaan mendalam kepada Mgr. Fransiskus Kopong Kung, yang selama lebih dari dua dekade (24 tahun) memimpin Keuskupan Larantuka. Ia dikenal sebagai pemersatu umat serta penjaga harmoni umat antaragama di wilayah Flores Timur dan Lembata sesuai dua motto tahbisannya menjadi Uskup, yakni “Aku ini hamba Tuhan” (Luk 1:30) dan “Semoga mereka semua bersatu, supaya dunia percaya” (Yoh 17:21).
Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq dalam pernyataan resminya menilai bahwa Mgr. Fransiskus telah meninggalkan jejak pelayanan yang signifikan. Ia bukan hanya membangun Gereja dalam ranah spiritual, tetapi juga memperkuat struktur sosial yang inklusif dan penuh toleransi.
“Beliau telah membawa Gereja bertumbuh dengan kokoh dan menghadirkan kedamaian di tengah masyarakat. Toleransi yang selama ini terpelihara menjadi bukti nyata kepemimpinan beliau,” ujar Bupati Tuaq.
“Kami berterima kasih atas keterbukaan dan keteladanan beliau. Banyak pembangunan sosial yang berhasil karena sinergi yang dibangun bersama,” lanjut Bupati.
Pergantian kepemimpinan menuju Mgr. Yohanes Hans Monteiro dipandang pemerintah daerah Lembata sebagai momentum pembaruan. Dengan latar belakang akademis, rekam jejak pelayanan internasional, serta kepiawaian dalam bidang liturgi, Mgr. Monteiro dinilai membawa karakter kepemimpinan yang adaptif terhadap tantangan era modern.

Pemerintah Kabupaten Lembata menyambutnya sebagai mitra strategis dalam memperkuat formasi iman sekaligus memperluas kerja sama lintas sektor.
“Semoga di bawah kepemimpinan Mgr. Yohanes Hans Monteiro, Gereja tidak hanya semakin hidup dalam semangat pastoral, tetapi juga semakin aktif menjawab kebutuhan umat di masa kini,” kata Bupati Kanis.
Dengan doa, penghormatan, dan harapan yang menyertai, peralihan tongkat gembala ini menandai babak baru dalam perjalanan Gereja Keuskupan Larantuka. Di pundak Uskup baru, umat dan pemerintah menitipkan sebuah masa depan yang diharapkan semakin terang, semakin rukun dan semakin penuh kasih.
Sebagai imam projo keuskupan Larantuka, Mgr. Yohanes Hans Monteiro, yang hidup membiara selama 26 tahun lebih banyak bertugas di luar wilayah keuskupan. Putra Larantuka kelahiran 15 April 1971 ini, menyelesaikan pendidikan formasi di Seminari Menengah Santo Domingo (Sesado) Hokeng dan studi filsafat dan teologi di Ledalero.
Ia meraih gelar Licentiate dan Doktor (S2 dan S3) tentang Liturgi dari Universitas Wina, Austria, sebuah pencapaian akademis yang memperkaya keahliannya dalam bidang liturgi Gereja. Setelah tahbisan imamat pada 14 Juli 1999, ia sempat menjadi staf pengajar di Sesado Hokeng (1999–2004). Kemudian melanjutkan studi dan meraih gelar Lisensiat dan Doktor dalam bidang Liturgi pada Fakultas Teologi Katolik, Universitas Wina, Austria (2005–2018).
Selama di Wina, Mgr. Hans Monteiro menjabat Vikaris Paroki di Gereja Franz-von-Assisi-Kirche (Mexikoplatz) dan Maria Himmelfahrt di Bad Deutsch-Altenburg, Wina (2005–2018);
Kembali dari luar negeri, ia menjadi dosen Liturgi di Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology dan formator di Seminari Tinggi antarkeuskupan St. Petrus Ritapiret, Keuskupan Maumere (2018-2025). Ia juga saat ini menjadi Anggota Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (sejak 2022).
Di dunia akademis dan teologis, Mgr. Monteiro dikenal melalui karya-karyanya, termasuk buku ‘Semana Santa di Larantuka: Sejarah dan Liturgi,’ yang menjadi rujukan penting dalam memahami tradisi Pekan Suci khas Larantuka.
Dengan latar belakang akademik, pastoral dan pengabdiannya yang luas, umat percaya bahwa beliau membawa kombinasi keilmuan dan kepekaan pastoral yang dibutuhkan Gereja di tengah perubahan dunia.
Selamat bertugas, Mgr. Yohanes Hans Monteiro, Uskup Larantuka yang baru. (Prokompim Lembata/AN-01
























