Aksinews.id/Larantuka – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Flores Timur menganugerahi Gelar Pahlawan Pendidikan kepada almarhumah Rosalia Rerek Sogen, dan memberikan dana solidaritas duka sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
Guru Rosalia Rerek Sogen ini meninggal secara tragis. Ia dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Jumat, 21 Maret 2025, di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Peristiwa duka ini meninggalkan luka mendalam bagi dunia pendidikan, khususnya bagi keluarga besar PGRI Flores Timur.

Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa almarhumah, PGRI Flores Timur hadir di rumah duka dan menyatakan rasa duka cita serta memberikan dana santunan dari Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI.
Saat almarhumah dihantar ke Kabupaten Flores Timur, PGRI Flores Timur hadir menjemput, menghantar ke rumah duka mengikuti upacara penguburan. Rasa solidaritas tidak sampai di situ. PGRI Flores Timur pada Sabtu, 29 Maret 2025 mengikuti doa bersama di rumah duka di Lewotala.
Acara doa bersama ini dihadiri oleh keluarga, sahabat, rekan guru, serta masyarakat sekitar yang turut berbagi duka. Tangisan dan ungkapan kesedihan terdengar masih terdengar dari keluarga. Suasana haru begitu terasa saat mengenang sosok Rosalia yang dikenal sebagai guru yang penuh kasih dan berkomitmen tinggi terhadap pendidikan di daerah terpencil, Papua.
Pelaksana Tugas (PLT) Ketua PGRI Flores Timur, Egidius Demon Lema, dalam sambutannya menyatakan bahwa PGRI Flores Timur tidak bisa memberikan kado istimewa bagi almarhumah. Namun, mereka ingin mengabadikan perjuangannya dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Pendidikan versi PGRI Flores Timur.
“Kami hanya ingin mengarsipkan cerita perjuanganmu. Kami ingin namamu terus dikenang oleh generasi-generasi berikutnya. Piagam sederhana ini mungkin tidak sebanding dengan pengorbananmu, tetapi kami berharap ini menjadi bukti bahwa kami tidak akan melupakanmu,” ujar Egidius dengan suara bergetar.
Maksimus Masan Kian,Ketua PGRI Flores Timur yang saat ini tidak sedang berada di Flores Timur karena sedang mengikuti rangkaian Studi Magister di Universitas Negeri Sebelasa Maret, juga selalu aktif mengikuti rangkaian duka dan penghormatan kepada Ibu Rosalia. Bagi Maksimus, Ibu Rosalia adalah sosok yang guru yang tak kenal lelah dalam mengabdikan dirinya untuk pendidikan, meskipun di tempat yang jauh dan penuh risiko. Keberaniannya dalam mendidik anak-anak di Papua Pegunungan hingga mati di tangan KKB, patut menjadi teladan bagi seluruh tenaga pendidik di Indonesia.
“Ibu Rosalia adalah sosok yang guru yang tak kenal lelah dalam mengabdikan dirinya untuk pendidikan, meskipun di tempat yang jauh dan penuh risiko. Keberaniannya dalam mendidik anak-anak di Papua Pegunungan hingga mati di tangan KKB, patut menjadi teladan bagi seluruh tenaga pendidik di Indonesia,”kata Maksi.
Masyarakat yang hadir dalam doa bersama juga menyampaikan kesaksian tentang kebaikan dan ketulusan almarhumah selama masa hidupnya. Ada rasa kehilangan yang mendalam terhadap sosok yang selama ini membimbing Anak Papua, Anak Bangsa dengan penuh cinta dan kesabaran.
PGRI Flores Timur juga menyatakan akan terus memperjuangkan hak-hak guru di daerah-daerah terpencil agar mendapatkan perlindungan yang lebih baik. Mereka berharap kejadian tragis yang menimpa Rosalia tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Kepergian Rosalia Rerek Sogen menjadi luka yang mendalam bagi dunia pendidikan, tetapi semangatnya akan terus hidup dalam ingatan banyak orang. Selamat jalan, Ibu Guru Rosalia, semoga pengabdian dan perjuanganmu menjadi cahaya bagi generasi penerus bangsa. (rilis PGRI Flotim/AN-01)