Aksinews.id/Kupang – Partai final turnamen sepakbola paling bergengsi di bumi Flobamoratas, Liga 4 El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII mempertemukan Persebata Lembata versus Bintang Timur Atambua (BTA) FC. Kedua tim sama-sama belum pernah merengkuh trophy juara sepanjang keikutsertaan di ETMC.
Namun kedua tim sama-sama pernah merasakan atmostif partai final. Persebata Lembata mencapai partai final pada ETMC XXXI di Lembata. Namun, ambisi Persebata Lembata mencapai puncak dikandaskan Perse Ende melalui drama adu pinalti di Gelora 99 Pada, Lewoleba, Lembata. Sehingga partai Semifinal Persebata vs Perse Ende di Kota Kupang sungguh beraroma balas dendam.

Dalam laga Jumat (21/3/2025) di Stadion Oepoi, Kota Kupang, Perse Ende sudah berhasil memimpin dengan skor tipis 1-0 sebelum turun minum. Mimpi Laskar Kelimutu baru terkubur pada masa injuri time, dengan masuknya, sang Anak Ajaib, Ceszar Making pada menit ke-90, dan mencetak gol dengan kepalanya pada menit ke-94 lebih, beberapa detik sebelum waktu normal usai.
Perse Ende yang sudah siap melakoni drama adu pinalti dengan mengandalkan kepiawaian kipernya, kembali dibuyarkan sang Anak Ajaib. Sepakan kaki kiri Ceszar Making pada ujung babak kedua extra time dari luar gari 16 bikin Stadion Oepoi bergemuruh. Persebata Lembata membalikkan keadaan dan unggul 2-1 atas Perse Ende.
Ditarik keluarnya sang striker, Adi Atep, membuat Perse Ende sulit mengembangkan permainan cepatnya. Pendukung Persebata Lembata, baik yang bergabung dengan Lomblen Mania di Stadion Oepoi maupun yang menonton melalui tayangan live streaming You Tube bergemuruh. Persebata kembali tembus final dan mendapatkan tiket untuk berlaga di liga 4 nasional di tanah Jawa.

Harapan agar terjadi all Lamaholot final di ETMC kali ini pupus, karena laju Perseftim Flores Timur dikaramkan Klub dari Kawasan perbatasan RI-Timor Leste, Bintang Timur FC Atambua. Partai semifinal kedua antara Perseftim dan BTA berlangsung agak lambat. Kedua tim tampak berhati-hati sejak babak pertama. Hingga turun minum, kedua tim masih belum mampu merobek jala gawang lawannya. Skore kaca mata 0-0 bertahan, hingga BTA berhasil memanfaatkan situasi Perseftim Flores Timur yang tengah asyik menyerang.
Sebuah counter atack yang dilakukan para pemain depan BTA berhasil mengurung mulut gawang Perseftim. Empat pemain BTA yang berada di dalam kotak pinalti Perseftim, membuat Putra Hurek yang tinggal seorang diri bersama penjaga gawang tidak bisa berbuat banyak. Kedudukan pun berubah menjadi 1-0 untuk BTA.
Perseftim bukan tidak punya peluang. Beberapa kali striker Perseftim sudah berhasil menggiring bola hingga ke mulut gawang BTA. Namun sepakannya masih melenceng. Beberapa percobaan dari luar kotak pinalti BTA pun tidak mengancam gawang BTA. Maka BTA kembali lagi ke partai final untuk kedua kalinya, setelah yang pertama di ETMC XXXII Rote Nado, tapi ditekuk PSN Ngada.
Banyak pihak yang menilai Persebata Lembata akan mudah mengatasi BTA di partai final hari Senin (24/3/2025) mendatang. Pasalnya, Persebata sukses menekuk favorit juara Perse Ende, yang sebelumnya mampu memulangkan juara bertahan PSN Ngada. Apalagi, Persebata juga memulangkan tim bertabur Bintang, Persami Maumere.
Namun Kapten Persebata Lembata, Yohanes Kopong alias Denys Making tidak mau jumawa. Dia menyebut BTA merupakan salah satu tim kuat yang berlaga di ETMC kali ini. “Iya. Bintang Timur Atambua itu tim kuat. Mereka selalu bisa melakukan counter atack dengan cepat. Organisasi permainannya juga bagus,” ujar Denys, kepada aksinews.id, Sabtu (22/3/2025) melalui sambungan seluler.
Kendati begitu, dia menyebut Persebata Lembata dalam posisi sangat siap untuk berlaga di final. “Ya, kami siap bermain. Semua pemain bisa dimainkan. Tidak ada yang cedera ataupun terkena akumulasi kartu sehingga tidak bermain. Kami semua siap bermain dengan formasi apapun yang diatur oleh tim pelatih,” ujarnya.
Denys mengaku bangga sudah ikut membawa Persebata Lembata berlaga di pentas nasional. Ya, “Tim finalis akan bermain di pentas nasional,” ujarnya, singkat.
Pemain sekaligus coach tim junior Bumi Tujuh Maret FC Hadakewa ini mengaku senang karena hingga mencapai final, dirinya sama sekali tidak memperoleh kartu kuning. “Selama ini, setiap ikut turnamen sudah dapat kartu sedu-sedu. Tapi kali ini sampai mau main di final, saya sama sekali bersih, tidak dapat kartu,” ujarnya, bangga.
Mampu bawa pulang piala juara ETMC ke Lembata? “Semoga bisa,” jawabnya, singkat, seolah tak mau jumawa. (AN-01)