Aksinews.id/Larantuka – Politisi Partai Gerindra, Matias Werong Enay menepis adanya rumor yang beredar bahwa dirinya memilih mundur dari pencalonannya sebagai bakal Calon Wakil Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (12/8/2024).
“Itu info yang salah, yang benarnya itu adalah dalam hajatan pilkada ini partai Gerindra berkomitmen untuk memprioritaskan kadernya untuk maju sebagai Kepala Daerah maupun Wakil Kepala Daerah,” kata Matias Enay, Senin (12/8/2024).
Sementara mantan Bupati Flores Timur, Anton Gege Hadjon yang juga ikut maju dalam kontestasi Pilkada di Flores Timur saat ini masih berada di Jakarta. “Kami berdua masih di Jakarta. Kita tunggu saja,” katanya saat dihubungi via WhatsApp, Senin.
Informasi yang beredar di media sosial Facebook yang diposting Mikel Balamaking di grup FB Suara Flotim itu sontak menjadi sorotan warganet.
“Pastikan mundur dari pencalonan Wakil Bupati Flotim 2024, Ketua Gerindra Flotim Matias W. Enay menyatakan, saya sudah mengajukan permohonan Maaf ke AGH dan Partai pengusung PDIP,” tulis Mikel Balamaking di akunnya, Senin (12/8/2024).
Mikel mengatakan, kemungkinan Anton Gege Hadjon (AGH) bisa berpasangan dengan bacalon Wakil Bupati lain jika AGH bisa merebut satu sheet tambahan kursi.
“Jika AGH tidak mendapatkan satu sheet tambahan karena semua partai diambil bakal calon lain, ada kemungkinan besar AGH bakal mundur dari konstelasi pilkada Flores Timur 2024,” tandasnya.
Mantan Bupati Flores Timur, Anton Gege Hadjon berharap akan ada panggilan dari petinggi partai dalam waktu dekat. “Siapa tahu dalam beberapa waktu ke depan ada panggilan,” terangnya.
Asal tahu saja, di Pilkada Flotim 2024 baru dua pasangan calon yang mengantongi “tiket” untuk mendaftar di KPU Flores Timur. Yakni, pasangan Anton Doni Dihen – Ignas Uran yang diusung Partai NasDen dan Partai Demokrat dan pasangan Stefanus Ola – Rofin Kabelen yang diusung PKB dan PAN.
Masih ada dua pasangan lagi yang sedang memperjuangkan rekomendasi pengurus pusat parpol di Jakarta. Yakni, duet Anton Gege Hajon – Matias Werong Enay dan pasangan Lukman Riberu – Sakarias Paun. Kedua pasangan ini sama-sama bertarung memperebutkan rekomendasi DPP Partai Gerindera.
AGH-Enay butuh satu kursi lagi untuk menggenapi syarat minimal 20 persen kursi DPRD Flotim. Sebab sebagai Ketua DPC PDIP Flotim, AGH sudah punya modal lima kursi. Matias Enay sebagai ketua DPC Partai Gerindera Flotim harus memperjuangkan SK DPP. Jika, Gerindera tidak mendukung koalisi PDIP-Gerindera, maka nasib AGH akan kandas di pintu masuk. Pasalnya, partai yang punya kursi di DPRD Flotim, hampir seluruhnya sudah digaet paslon lain.
Demikian halnya, dengan paslon Lukman Riberu – Saka Paun. Paslon yang gagal mendaftar sebagai calon independen ini dikabarkan bakal menggaet Partai Golkar (3 kursi). Dikabarkan, paslon ini bakal didukung pula Partai Perindo ( 1 kursi) dan Partai Gelora (1 kursi). Pasangan ini masih butuh 1 kursi lagi. Jika mampu menggaet Partai Demokrat dari ADD-Ignas Uran, barulah mereka memenuhi syarat untuk daftar di KPU, bila Gerindra tidak berhasil digaet.
Melihat peta pencalonan di Pilkada Flores Timur, hampir bisa dipastikan bakal ada tiga atau empat paslon yang masuk ke arena pencalonan. Semuanya, tergantung sikap DPP Gerindera dan Demokrat. Jika semua bertahan pada posisi saat ini, maka bisa dipastikan cuma ada tiga paslon yang bertarung, satu bakal calon bupati mewawakili Flores daratan dan dua bakal cabup dari Nusa Tadon, Adonara. (AN-02/AN-01)