Aksinews.id/Kupang – Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence-AI) harus bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, termasuk bagi para pendidik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Nusa Tenggara Timur. Terutama, agar para guru dan murid SMK di wilayah ini bisa memanfaatkan AI Generatif dan bersaing lebih baik dalam memasuki bursa kerja, di tengah persaingan dengan 149,38 juta angkatan kerja nasional lainnya (BPS, 2024).
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) menggelar pelatihan untuk para pelatih (Training of Trainers–ToT) yang diikuti oleh 80 guru SMK dari Kota Kupang, Kabupaten Lembata, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Nagekeo, dan Kabupaten Manggarai secara daring dan luring pada Kamis (18/07/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari program ketenagakerjaan dan kewirausahaan Plan Indonesia, AI TEACH, yang didukung penuh oleh Microsoft.
Dini Arifah, AI TEACH Project Manager Plan Indonesia, menjelaskan bahwa ToT ini merupakan lanjutan dari upaya berkelanjutan Plan Indonesia untuk meningkatkan akses penduduk di NTT terhadap pekerjaan digital. “Sebagai organisasi yang sudah bekerja lebih dari 50 tahun di NTT yang merupakan wilayah kerja utama kami, Plan Indonesia berharap dapat menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan para guru dan kesiapan kerja murid SMK di NTT. Tujuannya agar mereka dapat bersaing di era industri digital 4.0,” sebut Dini dalam pembukaan acara ToT di Kupang, Kamis (18/07/2024).
Kegiatan ToT AI TEACH ini terselenggara melalui kerja sama antara Plan Indonesia dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT. Kedua lembaga ini bertujuan menjangkau 1.000 guru SMK melalui pelatihan berjenjang (cascading) dan menjangkau sekitar 60.000 murid SMK di NTT hingga akhir 2024.
Ambrosius Kodo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, menyambut baik inisiatif Plan Indonesia untuk memajukan kuailtas pendidikan di NTT, terutama untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka NTT yang mencapai 3,17 persen pada 2024.
“Kita tentunya diberikan kecerdasan, ruang untuk memanfaatkan teknologi dengan baik, teristimewa untuk kemajuan sektor pendidikan di NTT. Dengan adanya AI, sebetulnya segala sesuatu akan menjadi lebih mudah. Pendidik maupun peserta didik harus benar-benar memahami cara memanfaatkan AI untuk pengetahuan dan kemajuan karier, daripada melihatnya sebagai suatu ancaman,” sebut Ambrosius.
Sementara itu, Microsoft ASEAN Philanthropies Lead Supahrat Juramongkol mengatakan, “Sejalan dengan misi Microsoft untuk memberdayakan setiap individu dan setiap organisasi di planet ini untuk mencapai lebih, kami merasa senang dapat mempercepat pengimplementasian program AI TEACH bersama Plan Indonesia. Melalui AI Generative Toolkit yang kami siapkan, kami berharap tidak hanya dapat meningkatkan peluang karier dan pendidikan para peserta, tetapi juga membantu pemerataan akses pendidikan digital, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital inklusif di NTT.
Topik pembelajaran yang diberikan melalui AI TEACH adalah keterampilan AI Generatif di dunia pendidikan, soft skill (kesiapan kerja), keterampilan digital dasar, kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI), hingga kesadaran terhadap perilaku berisiko. Seluruh pelatihan ini diakses melalui modul AI Generative Toolkit yang tersedia di platform pembelajaran kitakerja.id milik Plan Indonesia, dilengkapi dengan materi tambahan dalam platform LinkedIn learning.
Selain memberikan pelatihan awal kepada 80 guru yang akan menjadi pelatih di NTT, program AI TEACH oleh Plan Indonesia dan Microsoft juga bertujuan menjangkau 5.000 pendidik SMK yang akan melatih 300.000 murid SMK dari seluruh penjuru negeri. Para pendidik juga akan mendampingi setidaknya 60.000 murid untuk mendapatkan sertifikasi penyelesaian oleh Microsoft dan LinkedIn hingga akhir Desember 2024. (Rilis Plan Indonesia/Alfred W.)