Sabtu, 08 Juni 2024
Yes. 61:9-11 ; Luk. 2:41-51
PW. Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria
“Nak, mengapa Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau” (luk.2:48)
Sehari sesudah pesta Hati Kudus Yesus, Gereja memperingati Hati Tersuci Perawan Maria. Hati yang setia menjalankan kehendak Allah. Sekali mengatakan “ya” atas kehendak Allah, selamanya tetap “ya”. Kita ingat kata-katanya penu pasrah, “Aku ini hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu”. Kata-kata ini menyiratkan nazar, siap menerima resiko apapun dari jawabannya itu.
Menerima dan menjalani kehendak Allah adalah berkat. Namun Maria sendiri juga bergulat, menghadapi suka-duka yang datang silih berganti. Ia bahkan pernah mengeluh sebagai seorang ibu ketika Yesus diam-diam tinggal di bait Allah. “Nak, mengapa engkau melakukan itu kepada kami”.
awaban Yesus sebagai anak, juga terasa menyakitkan. Seolah tidak menghargai pengorbanan mereka. Tetapi hatinya tenang menyimpan segala perkara kehidupan. Merenung sambil bertanya, apa yang Allah kehendaki dari semua yang Ia ijinkan terjadi dalam hidupnya?
Ia bergulat hingga menemukan jawaban, harus sabar dan setia sampai akhir. Setia membawa hatinya yang tertikam sebilah pedang. Bertahan dalam derita yang begitu hebat. Hingga berdiri tegar di bawah kaki salib, memandang PutraNya bergumul menghadapi maut.
Hanya diam dan air mata yang mengerti betapa dasyat deritanya. Ia membuka kedua tangannya, merangkul PutraNya kembali dalam cinta yang patah. Ia tertunduk pasrah sambil mengucapkan sekali lagi kata yang sama “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padauk seturut kehendakMu”. Derita, tak menduakan setia di hatinya.
Kita juga sering gelisah menghadapi suka duka kehidupan ini. Mengingat sekian jawaban “ya” yang harus kita jalani dengan penuh tanggungjawab. Tetapi juga sekian nazar yang sering diabaikan bahkan diingkari. Mari kita belajar dabar dan setia, hingga disaat tersulit dalam hidup ini.
Kita yakin Bunda Maria selalu peka merasakan keluhan hati kita, meski tak terucap sekalipun. Ia selalu mendoakan kita kepada Putranya.
Tuhan memberkati kita. SALVE. ***
RD Wens Herin
Trimakasih atas renungan yang sudah saya baca dan mendalami isinya🙏🙏
Rindu dengan sosok romo wens