Oleh: ๐ ๐๐๐๐๐ก ๐ต๐๐๐
๐ท๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐พ๐๐๐๐๐๐ ๐ด๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐ฃ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ถ๐๐๐๐๐ข๐ก๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ -๐๐๐๐๐ฆ๐๐
Tidak bisa dibandingkan. Itulah frase yang pas untuk menggambarkan perbedaan antara ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐น๐๐๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐(RG). Yang satu jago omong dan โ๐๐๐๐๐๐ฆ๐๐๐๐ ๐๐๐๐-๐๐๐๐โ. Yang lainnya jago kerja: kerja, kerja, kerja. Dia menjadi kepala eksekutif yang sebenarnya. Yang lainnya eksekutor kata. Dalam situasi terjepit apapun Rocky bisa menemukan jawaban.
Perbedaan itu juga tajam (dan terpercaya). Yang satu katanya presiden akal sehat. Yang lainnya (dalam pandangan Rocky), berseberangan. Tidak pantas untuk memberinya atribut โdunguโ, seperti yang biasa RG sebutkan. Siapapun tidak setuju dengan julukan Rocky, Tetapi RG membela diri bahwa โdunguโ itu bukan berkaitan dengan orang tetapi โcara berpikirโ.
Tidak tahu dari mana RG mengambil pengertian ini. Bagi yang punya akal sehat (berarti RG tidak punya), dungu memang berkaitan dengan cara berpikir. Tetapi cara berpikir itu bukan sekali ditunjukkan. Ia sudah berulang-ulang sehingga telah menjadi ciri. Dungu karena itu dikatiakn dengan orang yang โsangat tumpul otaknyaโ, โtidak cerdasโ, โbebalโ dan โbodohโ. Kalau demikian maka dungu itu sudah bukan cara berpikir tetapi sudah identic dengan pribadi tertentu karena keseringan terbukti memiliki cara berpikir itu.
Dengan menulis pengantar seperti ini saja sudah cukup untuk meminjam satu frase dari Ambon Manise. Saya rasa punya hak menggunakan frase ini karena setahun pernah hidup di Ambon dan melewati indahnya teluk Ambon berperahu dari Rumah-Tiga โ Galala PP. Frase yang dimaksud โSeng ada bandingnyaโ, Jokowi dan Rocky Gerung. Lebih tepat lagi โ๐ถ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐โ (jangan bandingkan Jokowi dan Rocky Gerung).
Tetapi dalam tulisan ini, penulis sedikit memaksakan diri untuk membanding-bandingkan ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐น๐๐๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐. Sebuah keberanian yang sekaligus disertai kesiapan untuk dikritik. Dan siapa tahu, ungkapan kesayangan RG, โdunguโ bisa dikenakan kepada penulis. Kalau pun dikenakan, ini sekali saja karena cara berpikir yang sekali digunakan dan selesai.
Kembali ke laptop. Sampai setahun yang lalu, ciutan RG dianggap โangin laluโ. Lebih lagi karena RG begitu โdekatโ dengan beberapa partai seperti Gerindra, PKS, dan Demokrat yang saat itu masih kontra pemerintah. Tokoh-tokoh (tidak tahu apakah memang pantas disebut tokoh) seperti Fadli Zon, Said Didu, Refli Harun, termasuk AHY, secara terbuka mengkritik atau menyerang setiap kebijakan pemerintah. Mereka dengan mudah jadi โsoipโ dari RG untuk menyerang Jokowi dan pemerintahannya.
Sampai saat itu, RG nampaknya cukup sulit โtembusโ kritikannya untuk diterima. Jokowi punya benteng pelindung tidak saja dari masyarakat sederhana tetapi kaum intelektual. Mereka melihat keluguan, ketulusan, dan sikap sederhana. Bagi mereka, Jokowi lebih punya akal sehat dibanding RG yang akalnya lagi sakit.
Jokowi juga dianggap sebagai Bapak Bangsa karena kekurangan Jikowi hanya sedikit, tidak sebanding dengan kelebihannya yang terlampau banyak dan berada di atas RG. Sangat jauh. ๐ถ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. Jokowi dianggap membangun stereotip bangsa yang dianggap malas dengan stereotip baru: โkerja, kerja, kerjaโ. Usaha memperkuat wilayah maritim menjadi kekuatan dunia juga tidak bisa disangkal.
Program yang terbukti dan dirasakan itu bagi banyak orang dilihat sebagai sebuah Gerakan besar. Dengan demikian orang-orang terbaik, siapapun dia akan disiapkan untuk melanjutkan karya besar ini. Tidak usah jauh-jauh. Seperti dirinya yang tadinya โseng ada apa-apanyaโ, tetapi Jokowi bisa dilirik, dibesarkan, dan akhirnya didukungโ dan diberi tempat untuk menjadi seperti sekarang. Semua ini pun membuat orang percaya dan yakin akan kharisma Jokowi.
Sekali lagi sampai saat itu, semua orang ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ฑ๐๐๐๐๐. Orang berdiri di samping (๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐ฑ๐๐๐๐๐) dan membelanya mati-matian. Bagi yang berseberangan dengan wacana-wacana yang tidak masuk akal akan dikecam balik, sesadis malah melampaui apa yang telah mereka lakukan terhadap Jokowi. RG berada dalam posisi untuk dicelah sespadan atau bahakn lebih dari yang ia sampaikan ke Jokowi.
Persoalannya kemudian berubah. Keputusan MK yang meloloskan Gibran jadi Cawapres dan akhirnya terpilih jadi Capres menjadi titik balik. Kaesang yang kemudian menjadi Ketua PSI tanpa sejarah pernah jadi anggota membuat orang yakin bahwa Gibran bukan hal tunggal. Lebih lagi kini keputusan MA yang mervisi usia calon kepala daerah semakin membuat orang berkesimpulan bahwa memang Jokowi tidak seperti diduga. Memang kita tentu tidak terima pleseten bahwa MK (Mahkama Kakak) dan MA (Mahkama Adik), tetapi bila sampai ada yang seperti itu kita hanya mengelus dada.
Sampai di sini memang tidak ada salah. Jokowi bisa saja membela diri bahwa anak sudah berkeluarga dan itu โurusan merekaโ. Kedengarannya memang โkerenโ, tetapiโฆ Ya tetapi itulah yang jadinya panjang. Banyak orang yang memanfaatkan kehebatan Jokowi untuk mengekalkan kekuasaan baik melalui anak (Gibran, Kaesang) menantu (Bobby) dan tidak tahu siapa lagi. Kalau sampai di sini kita pun melihat ternyata Jokowi yang didukung, dijagokan, memang telah mencapai klimaks kekuasaan dan pantas dianggap Presiden terhebat negeri ini. Tetapi di tahun-tahun terakhir mendekat berakhirnya kekuasaan, kekaguman itu memudar dan orang akan bertanya, apakah di tangan Prabowo-Gibran, charisma itu masih bisa diangkat atau mencapai titik nadir terendah?
Hal ini berbeda dengan RG. โBujang lapukโ, kata si pemilik cincin berlian, yang dijawab RG bahwa cincin โsi orang ituโ lebih berkilau dari otaknya, justru sebaliknya memang sampai setahun lalu lebih dilihat sebelah mata. Ia bukan siapa-siapa. Kenyamanan di sekitar rumahnya terancam. Orang tidak mau mendengarkan ocehannya. Kalau ia muncul di TV maka orang menemukan alasan untuk mematikan atau mengganati channel. Yang lakukan itu bukan saja masyarakat kecil. Kaum cerdik pandai yang justru berada di baliknya. Dengan demikian masyarakat pun tahu bahwa RG memang pantas untuk dihina.
Tetapi apa yang terjadi setelah MK sukses memberi karpet merah pada anaknya Jokowi dan kini MA juga secara pas juga mengeluarkan keputusan yang hampir sama. Orang mulai anggukan kepada sedikit menyesal telah mencela Rocky Gerung.
Rocky pun semakin dapat panggung. Dalam 3 bulan berturut-turut, Rocky ke NTT. Tadinya ikut prosesi Jumat Agung di Larantuka, lalu ke IFTK Ledalero, dan kini ke Lembata. Keberadannya dibuat ๐๐๐๐ก๐๐๐ (berupa tulisan singkat) dan foto dan video di๐๐๐๐ก๐ข๐๐ lalu tersebar. Gaungnya meluas dan RG semakin diberi ruang. RG pun akan semaki menanjak, menyebar bak virus dan tidak tahu akah meluas dan berpengaruh seperti apa jadinya. Ia semakin diundang ke penjuru Indonesia sebagai โartisโ akal sehat.
Di sinilah perbedaan antara ๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐น๐๐๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐ yang awalnya dainggap tidak bisa diperbandingkan. Kini terpaksa harus diteriam perbandingan itu. RG semakin menanjak ke arah pembenaran bahwa ia Presiden akal sehat. Jokowi yang dulu disanjung sebagai Presiden yang paling dikagumi, kini menurun tidak tahu akan sampai serendah apa kemudian.***