Aksinews.id/Maumere—Ini kisah caleg terpilih dari Dapil Sikka 1, Martinus Wodon. Pemilu 2019, ia pernah menjadi caleg. Tapi saat itu hanya berhasil mencapai posisi ketiga di internal partai. Pemilu 2024, ia mengambil langkah penting dan akhirnya menjadi kampiun. Apa rahasianya?
Dalam percakapan dengan Aksinews, Rabu (15/5/2024) di kawasan Kelurahan Kotauneng, Kecamatan Alok, pria 50 tahun ini, menuturkan, menjelang Pemilu 2024, ia memutuskan untuk pindah partai. Dari Partai Golkar ke Partai Demokrat.
Lulusan Program Diploma 4 (D4) dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Bali ini, mengatakan, persaingan internal di Partai Golkar, khususnya di Dapil Sikka 1, cukup berat. Ada dua figur yang meraih suara lebih banyak dari dirinya, Mayastati Angelorum dan Gande Ware.
“Waktu itu, saya berada di posisi ketiga. Saya hanya dapat 814 suara. Jika tetap bertahan di Partai Golkar, saya pasti kalah lagi. Karena itu saya putuskan untuk pindah partai. Saya pindah, karena saya mau menang,” papar alumnus SMA Negeri Maumere tahun 1992 ini.
Data KPU Sikka menunjukkan, Martinus Wodon berhasil meraih 1.225 suara. Di Kecamatan Alok sebanyak 394 suara, Alok Barat 183 suara dan Alok Timur 648 suara. Sementara dari kecamatan Palue, ia tak meraih satu pun suara.
Anak ke-8 dari 9 bersaudara ini, akhirnya ditetapkan KPU Sikka sebagai calon terpilih yang bakal duduk di DPRD Kabupaten Sikka. Dalam pleno Penetapan Perolehan Kursi dan Calon Terpilih, Kamis, 2 Mei lalu, disebutkan, Partai Demokrat meraih total suara di Dapil Sikka 1 sebanyak 4.143 suara dan berhak mendapat kursi ke-4 dari alokasi 11 kursi.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua warga yang telah memilih saya. Juga terima kasih kepada pimpinan, pengurus dan semua anggota partai yang telah mendukung dan berkerjasama sehingga saya bisa memperoleh suara terbanyak,” ujar pria yang masih membujang ini.
Tumpahkan Nasi di Piring?
Belakangan ini, ketika tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) diluncurkan, dan mulai ramai dengan bursa bakal calon bupati dan wakil bupati Sikka periode 2024 – 2029, nama Martinus Wodon ikut dibicarakan.
Ada warga yang kecewa, ada pula yang menyindir. Sudah berjuang dan ditetapkan menjadi calon terpilih, sekarang mau terjun lagi di Pilkada. Nasi sudah di piring dan siap makan, malah mau ditumpahkan. Ada pula yang menudingnya rakus kekuasaan.
Ketika perihal ini dikonfirmasi, mantan manajer Hotel Sea World, Waiara ini dengan tenang menjawab, “Saya tidak rakus kekuasaan. Saya merasa terpanggil untuk melayani lebih baik lagi.”
Lewat DPRD, katanya, aspirasi masyarakat bisa diperjuangkan. Tetapi eksekusinya ada di tangan Bupati dan Wakil Bupati.
Ia lantas mengisahkan pengalamannya di dunia Pariwisata dan Perhotelan. 13 tahun lamanya ia berkecimpung dalam urusan pariwisata di Paris, Perancis. Dari 2002 hingga 2015. Setelah kembali, ia sempat membantu Pater Bolen, SVD mengurus Hotel Sea World. Juga menjadi Sekretaris Badan Pimpinan Cabang Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) kabupaten Sikka.
Dari pengalaman di bidang pariwisata dan perhotelan, lelaki yang fasih berbahasa Perancis dan Inggris ini mengatakan, kabupaten Sikka memiliki banyak potensi yang belum digarap dengan baik. “Sumber daya manusia di bidang ini juga belum maksimal. Begitu juga sarana dan prasarana yang masih harus dibenahi,” paparnya.
Jika partai merestui dan memilih dirinya menjadi bakal calon wakil bupati mendampingi Roby Idong, Martin berjanji akan berjuang sekuat tenaga. Tentu saja bukan hanya di bidang pariwisata dan perhotelan. UMKM juga perlu didorong. Begitu juga bidang pertanian dan perikanan.
Menjawab pertanyaan, apakah dia serius menjadi bakal calon wakil bupati, Martin menegaskan, dia sangat serius mengikuti proses ini. Tetapi jalan ini, katanya, masih panjang. Mekanisme di partai Demokrat misalnya, ada uji kelayakan dan kepatutan. Juga harus melalui servei. “Apa pun keputusan partai, akan saya hormati,” tegasnya.
Sebagai tanda keseriusan, Martin sudah memasang Baliho di sejumlah titik. Antara lain di lapangan Kota Baru, juga di Geliting dan pertigaan Kewapante. Selain itu, pada sejumlah titik di sepanjang jalan negara menuju Flores Timur.
Ia memang sudah mendaftar di dua partai yakni di PDIP dan Partai Demokrat. Di Demokrat, Roby Idong dan Martin Wodon mendaftar bersama sebagai pasangan. Mereka menamakan diri: Paket Romantis. Jalan politik ini masih lumayan jauh dan penuh tikungan. Ibarat rute angkutan pedesaan: Maumere – Watublapi yang berkelok-kelok. Rute yang dahulu ditempuh Om Dorus (Isidorus Ian, ayah Martin), sopir Oto Bina Harapan. (feri soge)