Senin, 17 Maret 2024
Dan. 13:41c-62; Yoh. 8:1-11
Pekan Prapaska V
“Siapa yang tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”
(Yoh.8:11)
Hal terpenting dalam masa prapaska adalah kesadaran akan dosa dan pengampunan. Pada diri Wanita tertuduh berzinah, tampaklah dosa menguasai kehidupan. Sebaliknya di hati orang Farisi dan ahli Taurat terbaca kecenderungan menghukum dan mempermalukan setimpal kesalahan.
Dia akan dirajam batu seturut hukum Musa. Itu yang setimpal. Yesus tidak berniat melindungi wanita, melainkan mengingatkan orang Farisi dan ahli Taurat, “Barangsiapa tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”. Mereka tersentak dan terdiam. Lalu pergi satu persatu mulai dari yang tertua. Tak satupun yang berani melempar batu ke perempuan itu.
Tangan mereka tak kuat melempar karena sadar, ternyata dirinya juga berdosa. Maka diam-diam mereka pergi karena malu. Yesus mengingatkan bahwa mereka juga rapuh, penuh aib dan dosa. Sesama pendosa tidak patut saling menuduh, saling mempermalukan apa lagi merajam.
Si wanita bersalah, terduduk malu di hadapan Tuhan. Merasa diri tidak layak menegadah, tetapi ia tetap berharap, kiranya Tuhan tidak mempermalukan dirinya. Dan Tuhan mendengar doa dan harapanya. “Aku pun tidak menghukum engkau, pergi dan jangan berdosa lagi”. Jawaban yang membebaskan, menenangkan gelisah batin, dan membangun rasa percaya dan spirit baru.
Dalam kehidupan, orang lebih cenderung melihat debu kecil di mata sesama, dari pada balok besar di mata sendiri. Yesus mengingatkan, lebih baik diam dan melihat diri. Tak patut merajam sesama dengan hujatan dan celaan.
Inti kabar gembira kita adalah bahwa Allah kita maha Rahim dan maha mengampuni. Ia tak menghukum dan membalas dendam. Allah kita, Dia yang selalu tergerak hati melihat penderitaan umatNya, dan turut merasakan suka-duka hidup kita, membela dan mengampuni kita. Mari kita saling mengampuni dan saling menyembuhkan sebagai saudara.
Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin