Kamis, 07 Maret 2024
Yer.7:23-28;Luk.11:14-23
Pekan Prapaska III
Bangsa Israel bertegar tengkuk, keras hati, tak tahu berterima kasih kepada Tuhan. Padahal mereka begitu dikasihi, dijaga dan diberkati Tuhan. Mestinya mereka membalas setia mengasihi Tuhan, setia pula menjalani perintahNya.
Namun yang tejadi, mereka berpaling, jadi keras kepala, hidup sesuka hatinya. Nabi Yesaya mengatakan, “mereka mengikuti rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat”.
Hati yang degil, mudah berkompromi dengan kejahatan. Pikiran dan hati penuh rancangan busuk. Mereka bahkan menolak Yesus sebagai anak Allah, mencurigai Dia berkolusi dengan kekuatan kepala setan (Beelzebul), ketika ia mengusir setan. Benarkah demikian? Padahal Yesus justur melawan dan membasmi setan.
Kita tentu mengutuk sikap degil hati dan bertegar tengkuk. Tak patut membalas kasih Tuhan, dengan sikap acuh dan tak tahu berterima kasih. Namun pengalaman mereka, boleh jadi cermin untuk melihat diri dan menyelidik hati kita.
Tentu kita tidak sejahat mereka. Tetapi kita juga sering keras kepala, keras hati, acuh tak acuh, diam-diam menuruti rancangan hati yang jahat, membuat perhitungan waktu, tenaga, materi, dengan Tuhan. Memang tidak selalu, tetapi kita mesti memperingati diri, agar hal-hal yang kecil dan sepeleh, jangan jadi kebiasaan yang membutakan nurani.
Mari dengarlah ajakan pemazmur, “hari ini, ketika kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati” (Mzr.95:8). Dalam masa tobat ini, dengarlah teguran dan ajakan Tuhan untuk berbenah, janganlah menunda berbalik dan bertobat, sebelum semunya terlambat.
Tuhan memberkati . SALVE.***
RD Wens Herin