Rabu, 24 Januari 2024
2Sam. 7:4-17 ; Mrk.4:1-20
PW St. Fransiskus dari Sales
“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengank subur dan berbuah”
(Mark4:8)
Menabur benih merupakan cara Tuhan menawarkan berkat dan keselamatan melalui SabdaNya. Hati manusia bebas menentukan pilihan, menerima atau mengabaikannya.
Gambarannya sederhana, seperti petani menabur benih, tak selamanya jatuh di tanah yang baik. Sebagian jatuh di tepi jalan, di tanah bebatuan, atau di semak duri, dan sebagian di tanah yang baik.
Beda tanah, beda pula hasilnya. Ada yang mati sebelum bertumbuh. Sebagian tumbuh namun terhimpit bebatuan dan semak duri. Jadi kerdil dan mati. Yang lain di tanah subur memberi hasil berlipat ganda.
Tanah itu gambaran hati kita. Karenanya mari bertanya diri, apakah tanah hati kita sudah menjadi lahan subur, hingga benih firman Tuhan berbuah dan menjadi berkat bagi kita dan sesama? Ataukah tanah hati kita telah ditaburi ilalang oleh iblis, hingga jadi kerdil terhimpit ego diri, sikap acuh tak acuh, keterikatan dan ketergantungan berlebihan akan hal duniawi?
Tuhan menabur tak memilih tanah. Maka mari kita terus berbenah, agar tanah hati kita layak dan berdaya membuahkan kebaikan, sukacita, damai dan berkat bagi banyak orang.
St. Fransiskus de Sales katakan taburi hidup kita dengan cinta dan kebaikan. Janganlah jadi ilalang dalam kebersamaan. Ada bersama tapi tak sejalan. Suka mengusik, jadi ganjalan dan mengerdilkan harapan. Adakah ilalang di hatimu?
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin