Aksinews.id/Larantuka – Pendataan putaran kedua, KPU Flores Timur dan Badan adhoc yakni PPK dan PPS se–kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura menemukan pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 2.750 ikut mengungsi akibat erupsi gunung Ile Lewotobi laki-laki. Selain itu, terdapat 321 petugas pemilu, baik PPK, PPS maupun KPPS pun ikut mengungsi.
Pemilih yang mengungsi itu dari desa Klatanlo sebanyak 165 Pemilih tersebar di 4 TPS, Hokeng Jaya 601 orang tersebar di 5 TPS, Waiula 181 Orang dari 5 TPS, Nawokote 326 orang dari 5 TPS, Boru 145 orang dari 1 TPS.
Sedangkan dari kecamatan Ile Bura, Nurabelen 344 orang dari 3 TPS, Nobo 660 orang dari 4 TPS dan Dulipali 328 orang dari 2 TPS.
“Dari pendataan, kami menemukan pola mengungsi dari pemilih di antaranya mengungsi ke posko pemerintah di Boru dan Konga, mengungsi mandiri secara berkelompok ke desa Hewa, Nileknoheng, Boru Kedang, Pululera dan Ojan Detun, Boru,” jelas Kornelis Abon Tabi, ketua KPU Flores Timur.
Sebagian lainnya mengungsi secara mandiri terbatas anggota keluarga ke rumah keluarga di luar desa, kecamatan bahkan kabupaten.
“Pendataan ini sebagai langkah-langkah antisipasi layanan pindah pilih bagi pemilih akibat bencana alam untuk memastikan mereka tetap dapat menggunakan hak pilih nanti di TPS terdekat dimana dia mengungsi saat ini dan antisipasi kebijakan pergeseran TPS dari desa asal ke TPS di mana pengungsi tempati saat ini,” tambahnya.
“Sedangkan untuk petugas pemilu yang ikut ngungsi, kami akan ambil kebijakan khusus mempersiapkan mereka mengelola pungut hitung di tengah dan dari tenda pengungsian,” jelas Kornelis Abon.
“Kami akan berikan mereka training of trainer (TOT) pungut hitung berbasis kebencanaan dan bimtek pungut hitung”.
“Para petugas KPPS akan dilantik 25 Januari 2024 dan setelahnya kami akan berikan bimbingan tekhnis pungut hitung, bisa saja dari kamp pengungsian,” tandasnya menjelaskan. (AN-01)