Jumad, 08 Desember 2023
Kej.3:9-15.20 ; Ef.1:3-6.11-12 ; Luk.1:26-38
Hari Raya St Perawan Maria Diakandung Tanpa Noda
“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu itu”
(Luk.1:38)
Rahasia kehendak Allah, kadang sulit terselami akal manusia. Meski sulit memahami, tetapi tak bisa menolak. Hanya bisa berpasrah, menerima dan menjalaninya. Itu yang terjadi dalam diri Maria, juga kita.
Maria terkejut, dan takut ketika dipinang Allah melalui malaikat Gabriel. Jadi Ibu Tuhan. Akan tetapi malaikat menenangkan Maria, “Jangan takut hai Maria, sebab engkau beroleh kasihkarunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan sorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus”.
Maria bingung dan bertanya dalam hati, layakkah aku yang berdosa menjadi Ibunda Tuhan yang kudus. Belum lagi, aku belum bersuami. Mungkinkaha hal itu terjadi? Sebuah keraguan yang sangat manusiawi. Maria berpikir sebagai lazimnya, mengandung dan melahirkan, berarti harus hidup bersama dengan seorang laki-laki sebagai suami. Tanpa seorang laki-laki sah, itu aib namanya.
Malaikat Gabriel memberi jaminan. “Roh Allah akan turun atasmu, dan kuasa Allah yang maha tinggi akan menanungi engkau, sebab anak yang akan kau lahirkan itu adalah yang kudus dari Allah.
Semua tanya dan keraguan Maria terjawab sudah. Allah akan membuat segala yang ia kehendaki terjadi. Apa yang tak terjangkaui budi kita, jadi mungkin dan nyata. Sebab “bagi Allah, tak ada yang mustahil”.
Kita bersyukur, Maria akhirnya menerima dan memberi dirinya. Ujungnya, tak perlu sampai memahami. Ia memutuskan berparah, menerima dan membiarkan kehendak Allah terjadi atas dirinya. “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu itu”.
Sesungguhnya Maria, wanita yang terberkati dan dipenuhi rahmat Allah. Dan kini, Ia menjadi berkat yang mengalirkan rahmat tebusan dari rahimnya bagi umat manusia. Ia telah dipilih dan dikuduskan sejak dalam kandungan ibunya St. Anna, menjadi Bunda Tuhan.
Banyak pengalaman iman, sulit kita pahami. Kadang kita bergumul dan bertanya, apa yang Tuhan mau dari peristiwa hidup ini? Kita tak bisa mengerti dengan akal kita yang terbatas. Tetapi seperti Maria, kita akan menemukan jawabannya, ketika kita berpasrah.
Hati kita akan damai, ketika kita membiarkan kehendak Allah terjadi atas diri, juga atas orang-orang yang kita kasihi. Nazar kita sama, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanMu”.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin
Kalau berkenan kirimkan kepada saya juga e Romo.
Untuk dibagikan sebagai berkat.
Salam🙏