Aksinews.id/Hokeng – SMA Swasta Seminari San Dominggo (SMAS Sesado) Hokeng kembali menoreh prestasi membanggakan. Kali ini, lembaga pendidikan menengah atas bagi para calon imam itu meraih 7 (tujuh) piala dalam lomba menyongsong HUT ke-78 PGRI tingkat kabupaten Flores Timur.
Pengumuman dari pengurus PGRI Kabupaten Flores Timur yang disampaikan Selasa, 21 November 2023 via Zoom Meeting dan Facebook Live pada akun PGRI Flores Timur, lembaga SMAS Sesado Hokeng meraih juara dalam beberapa mata lomba yang diikuti baik oleh guru maupun siswa.
Cicih Karnengsih dan Chika Liwu, Guru SMAS Sesado Hokeng yang menjadi juara
Berikut nama guru dan siswa dari SMAS Sesado Hokeng yang meraih juara tersebut, yakni:
- Silvester Beda Hokor, siswa kelas XII Bahasa (Juara 1 lomba Karya Ilmiah Remaja tingkat SMA/SMK)
- Katarina Cicih Karnengsih, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia (Juara 3 lomba menulis Opini kategori Guru)
- Juara I lomba Teater tingkat SMA/SMK
- Fransiska R. Kire Liwu, S.Pd, Guru Bahasa Inggris (Juara 2 Lomba Video Praktik Pembelajaran Berdiferensiasi)
- Fransiska R. Kire Liwu, S.Pd, Guru Bahasa Inggris (Juara 3 Lomba Menulis Cerita Rakyat Kategori Guru)
- Hilarius Ola Muda, siswa kelas X-2 (Juara 3 Lomba Mendongeng Tingkat SMA)
- Yohanes E.R. Werang, siswa kelas XII-IPA (Juara 3 Lomba Foto Pendidikan)
Dengan mengoleksi 7 piala, SMAS Sesado Hokeng menjadi sekolah yang mendapat penghargaan terbanyak di antara sekolah-sekolah lain di Kabupaten Flores Timur dalam lomba tersebut.
Penghargaan untuk para juara diserahkan secara langsung oleh Ketua PGRI Kabupaten Flores Timur, Maksimus Masan Kian di panggung utama Acara Puncak Hari Ulang Tahun ke-78 PGRI Tingkat Kabupaten Flores Timur, yang digelar di Solor Barat tepatnya di lokasi wisata Pantai Riang Sunge, Sabtu, 25 November 2023, lalu.
Kepala SMAS Sesado Hokeng RD Alexander Boli, S.Fil.,M.Th.,MA mengaku bangga dengan prestasi yang diraih oleh guru dan siswanya. Dia mengharapkan agar Sesado Hokeng dapat terus berkompetisi secara sehat dalam mengukir prestasi.
“Para siswa dan guru, kita memotivasi mereka untuk bisa berkompetisi mulai dalam diri, kita bisa berkembang dengan baik jika mental kompetisi itu ada. Dengan kata lain, ketika mengikuti kompetisi kita bisa belajar hal baru, persiapkan diri lebih baik, koordinasi terus digalakkan. Realitas sekarang, penilaian-penilaian diatur oleh sekolah, satuan pendidikan itu sendiri yang menentukan dan kompetisi itu menilai sekurang-kurangnya satu aspek yakni eksistensi lembaga di hadapan sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Para Seminaris yang menjadi juara dalam lomba menyongsong HUT ke-78 PGRI
“Hemat saya, kompetisi itu penting meski sebenarnya kita sekolah bukan hanya ikut lomba tetapi mesti juga dilihat bahwa suatu sekolah punya eksistensi yang baik kalau sekolah tersebut tidak dianggap enteng oleh sekolah lain,” sambung Romo Sandro.
Guru Bahasa Inggris Sesado Hokeng, Fransiska R. Kire Liwu, S.Pd yang menjuarai dua mata lomba merasa senang dengan pencapaian ini. “Menjadi juara tentu saja merupakan impian semua orang yang mengikuti lomba, saya sendiri sebenarnya tidak berharap untuk menjadi juara. Saya akui ada banyak kekurangan dalam video praktik pembelajaran berdiferensiasi yang saya buat dan itu menjadi perhatian saya ke depannya apalagi pembelajaran berdiferensiasi merupakan keharusan dalam kurikulum merdeka,” ujarnya.
Ibu Chika, sapaan akrab Guru Bahasa Inggris di Sesado ini mengaku bahwa mernulis merupakan salah satu hobinya. Ada banyak tulisan yang sudah dibuat, baik untuk konsumsi pribadi maupun yang sudah diterbitkan.
“Menulis bukanlah hal yang mudah, namun kalau sudah terbiasa maka saya percaya semua orang pasti bisa menulis. Dalam perayaan HGN tahun ini, saya mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk bisa terlibat dan puji Tuhan saya terpilih menjadi juara 3. Ada banyak hal yang harus saya perbaiki, dan salah satu hal terpenting adalah saya harus banyak membaca karena menurut saya itulah kuncinya,” tambah Ibu Chika.
Juara I Lomba Teater tingkat SMA/K yang diraih para seminaris adalah hasil garapan dan disutradarai langsung oleh Fr. Alfa Atagoran, pengampuh ekstrakurikuler Teater di SMAS Sesado Hokeng. Judul Teater yang berhasil menjadi juara adalah “Dopeng Kewerok”. (Rikard Diku-Sesado Hokeng)