Aksinews.id/Jakarta – Ternyata bukan cuma Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri yang menyorot langkah politik Presiden Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berbau Orde Baru. Pakar politik Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti juga senada. Dia menganggap Presiden Jokowi berupaya mengubah iklim demokrasi dari reformasi ke era Orde Baru masa Presiden kedua RI Soeharto.
Hal itu diungkapkan Ikrar Nusa Bhakti saat berbicara dalam migrasi dukungan Forum Komunikasi Lintas Pendiri Deklarator Kader (FKLPDK) dari mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka ke arah Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Cawang, Jakarta Timur, Selasa (28/11/2023).
“Sekarang dia (Jokowi-Red) tidak percaya sama demokrasi. Dia akan memutarbalikkan arah reformasi politik kembali ke era Soeharto,” kata Ikrar dalam pidatonya.
Dia menganggap Jokowi sebenarnya sosok yang tidak menghargai anak muda untuk membangun karier politik. Sebab, lanjut dia, kepala negara membiarkan sang putra sulung Gibran menjadi cawapres pendamping Prabowo. Ya, “Dia tidak menghargai bagaimana usaha anak muda untuk bisa tampil di partai politik untuk menuju puncak,” ujar Ikrar.
Ikrar mengaku selama ini selalu berkampanye agar anak muda menjalani karier politik berjenjang untuk menapak ke posisi tertinggi dalam perpolitikan. Dia mencontohkan langkah Ganjar yang menjalani karier politik berjenjang dari sekadar petugas partai sampai menapak ke legislator, kemudian menjadi gubernur, lalu dicalonkan sebagai Presiden RI.
“Ganjar itu bukan ujug-ujug jadi capres, dia menjadi petugas partai, tanpa jabatan, baru jadi anggota DPR selama 10 tahun, jadi Gubernur Jateng 10 tahun. Jadi harus Anda ingat, berarti 20 tahun dia aktif di politik, baru dia bisa menjadi gubernur,” katanya.
Menurut dia, karier politik Ganjar berbeda dengan seorang yang baru masuk dua hari di organisasi sayap partai, lalu bisa diusung menjadi cawapres.
“Jadi, tidak ujug-ujug hari ini menjadi anggota sayap parpol, dua hari kemudian jadi cawapres. Itu buat saya na’uzubillah minzalik,” kata Ikrar.
Dia kemudian meminta peserta FKLPDK untuk bisa menimbah matang sebelum mencoblos sosok pada Pilpres 2024. “Sebelum Anda mencoblos, pikirkan lagi siapa yang punya pengalaman politik lama dari tiga paslon tersebut,” tegas Ikrar, sebagaimana dilansir jpnn.com.
Ikrar tampaknya menyorot langkah Gibran dan adiknya Kaesang Pangereb. Kedua putra Jokowi-Iriana itu melenggang mulus di politik. Gibran maju menjadi Cawapres Prabowo Subianto setelah MK yang dipimpin pamannya mengubah syarat batas usia Capres-Cawapres dari minimal 40 tahun, dengan mengijinkan orang yang berpengalaman dalam jabatan yang dipilih melalui Pemilu. Sehingga kendati masih berusia 36 tahun, namun dengan dua tahun menjabat Walikota Surakarta, Gibran melenggang mulus jadi cawapres.
Begitu pula, adik bungsunya, Kaesang Pangereb yang baru dua hari mengantongi kartu anggota PSI, langsung dinobatkan menjadi Ketua Umum DPP.(*/AN-01)
Ada duit ada kuasa,negara ini bukannya lebih tertata malah hancur lebur.menyedihkan.