Aksinews.id/Demak – Tragedi pilu di Desa Jamus, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Propinsi Jawa Tengah, benar-benar bikin sedih Bupati Demak, Eisti’anah. Bagaimana tidak? Seorang suami nekad menghabisi nyawa istrinya di hadapan dua bocahnya sendiri. Buah hati mereka yang baru berusia 4 tahun dan 6 tahun menjadi saksi mata kekejaman ayah terhadap ibu kandung mereka.
Saya ayah berinisial SS (32) tega menghabisi nyawa istrinya, EO (31) secara keji dengan menggunakan palu, Kamis (9/11/2023) lalu, sekira pukul 07.30 WIB. Pelaku yang mencoba kabur, langsung diringkus warga sekitar. Saat ini, SS sudah diamankan di Polres Demak untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Bupati Demak Eisti’anah
Kedua anak mereka saat ini berada dalam kondisi trauma hebat. Mereka belum diijinkan keluarga untuk masuk sekolah. Sehingga masih berdiam di rumah dengan pendampingan Tim dari Dinsos P2PA Demak guna memberikan trauma healing.
Bupati Demak Eisti’anah menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut. Pihaknya telah menyalurkan bantuan untuk meringgankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Dia mengatakan, kedua anak itu menyaksikan langsung peristiwa keji pembunuhan terhadap ibunya yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. “Tidak bisa kita bayangkan anak sekecil itu dengan trauma begitu besarnya,” katanya kapada JPNN.com Jateng, Rabu (15/11/2023).
Eisti mengatakan kondisi kedua anak korban saat ini masih dalam pendampingan dinas sosial. Pendampingan psikologis dilakukan di rumah korban.
Terkait pendidikan, lanjut bupati, pihak keluarga tidak mengizinkan mereka untuk berangkat ke sekolah. Ya, “Neneknya tidak berani menyekolahkan dulu karena dikhawatirkan si anak akan ditanyai teman-temannya sehingga kesedihan itu akan muncul kembali,” ujarnya.
Bupati berjanji akan memfasilitasi pendidikan kepada kedua anak itu jika keluarga sudah mengizinkannya. “Kemarin kami sampaikan, jika dibutuhkan maka kami siap memfasilitasi pendidikan untuk kedua anak korban yang masih duduk di taman kanak-kanak (TK),” katanya.
Kepala Dinsos P2PA Eko Pringgolaksito mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk memberikan trauma healing kepada kedua anak korban. “Ini masuk kategori anak terlantar atau anak yatim piatu, yatim karena ayahnya dipenjara, piatu karena ibunya meninggal dunia,” katanya.
Menurutnya, tim pendampingan dari dinas sosial akan terus mendampingan anak korban sampai kondisinya membaik. “Kami akan terus pantau sampai psikologinya membaik karena dua anak itu menyaksikan langsung ibunya dianiaya hingga tewas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Jawa Tengah Imam Maskur mengatakan pihaknya siap menampung kedua anak korban di panti asuhan milik provinsi. “Jika diizinkan, kami siap menampung di panti asuhan kami,” katanya, (*/AN-01)