Aksinews.id/Jakarta – Keluarga Presiden Joko Widodo alias Jokowi akhirnya benar-benar meninggalkan PDI Perjuangan. Hampir 20 tahun bersama banteng moncong putih sejak Jokowi menjadi Walikota Surakarta selama 10 tahun, Gubernur DKI Jakarta 2 tahun, dan Presiden RI 9 tahun, kini anak-anak dan mantu Jokowi akhirnya hengkang.
Jokowi merestui putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat Walikota Surakarta, Solo, maju sebagai Cawapres Prabowo Subianto, setelah MK membuka jalan baginya soal batas usia. Gibran sendiri sudah mengembalikan KTA PDIP yang dimilikinya kepada PDIP melalui DPC Surakarta.
Sang menantu, Bobby Nasution, pun ikut-ikutan ingin keluar dari PDIP karena mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Bobby Nasution mengaku mengikuti sikap relawannya yang memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran.
“Untuk itu, saya akan berkomunikasi dan berkonsultasi, baik dengan PDIP dan menyampaikan dengan baik-baik, baik sebagai tugas saya sebagai Wali Kota Medan,” tutur Bobby, dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (5/11/2023).
Ketika ditanya apakah ini berarti dirinya mundur dari PDIP, Bobby tak menjawab secara gamblang. Ia hanya menegaskan, dirinya bakal bertemu dengan PDIP secepatnya.
“Pokoknya saya menyampaikan kenapa beda pandangan, apa alasannya beda pandangan, sikap selanjutnya saya akan menunggu keputusan pengurus,” terangnya.
“Nanti Insya Allah secepatnya,” jelas Bobby.
Sebelumnya, Rumah Kolaborasi Bobby Nasution menegaskan dukungannya di Pilpres 2024. Pernyataan itu diwakili oleh Hasanul Jihadi, salah satu relawan Bobby Nasution.
“Kita kawan-kawan dari Rumah Kolaborasi Bobby Nasution, artinya mesin ini, kendaraan ini akan digunakan untuk kepentingan dan memenangkan Bapak Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka dalam kontestasi Presiden,” kata Hasanul Jihadi.
Bagaimanapun, dukungan ini menunjukkan keluarga Jokowi mulai menjauhi PDIP. Sebelumnya, Gibran yang merupakan kader PDIP justru menerima pinangan Prabowo Subianto untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).
Lalu, beberapa waktu setelah Gibran dipilih sebagai bakal cawapres, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui sang Ketua Umum, Kaesang Pangarep, mengumumkan arah dukungannya.
Partai yang dipimpin oleh putra bungsu Jokowi itu memutuskan mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Sementara itu, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan Gibran sudah tidak menjadi keluarga PDIP setelah berpasangan dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
“Maka otomatis Mas Gibran karena mencalonkan diri bersama Bapak Prabowo jadi sudah tidak menjadi keluarga dari PDI Perjuangan,” ujarnya usai melakukan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) PDIP di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/11/2023).
Hasto menambahkan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu mengatakan Gibran dikuningkan (masuk Golkar).
Menurutnya, dalam Undang-undang Partai Politik, seseorang tidak boleh memiliki KTA (kartu tanda anggota) ganda.
“Berdasarkan Undang-undang Partai Politik, seseorang tidak bisa diusung oleh partai politik yang berbeda (koalisi) karena ini menyebabkan gugurnya pencalonan seseorang ketika punya KTA ganda ini diatur dalam Pilkada,” ucapnya.
“Sehingga di dalam Pilpres pun, capres dan cawapres tidak boleh memiliki KTA ganda,” imbuh Hasto.
Menurut Hasto, Gibran mengembalikan KTA PDIP, Sabtu (4/11/2023). Ia menjelaskan, Gibran telah pamit dari keanggotaan PDIP. Hasto pun menyebut, Gibran telah mengembalikan KTA PDIP ke DPC PDIP Solo.
Selain itu, Gibran juga telah pamit ke PDIP untuk menjadi cawapres Prabowo. “Sudah diselesaikan oleh DPC Kota Solo,” ujarnya.
“Karena Mas Gibran kan menerima KTA dari DPC Surakarta,” imbuhnya. “Sehingga Mas Gibran tidak lagi beranggota PDI Perjuangan karena sudah pamit. Pamitnya sudah diterima,” lanjut Hasto. (*/AN-01)