Senin, 23 Oktober 2023
Rm. 4:20-25 ; Luk.12:35-38
Pekan Biasa XXIX
“Sebab walaupun seseorang berlimpah hartanya, hidupnya tidak tergantung pada kekayaannya itu”
(Luk.12:15)
Harta atau materi sesungguhnya menopang hidup. Namun tak menjamin segala. Soal berapa lama kita hidup, kita bahagia atau tidak, bagaimana nasib jiwa kita, tidak “tergantung pada berpapa kekayaan yang menumpuk”.
Sesunguhnya harta, itu fana. Kekayaan tak abadi. Semua akan hancur- binasa dalam waktu. Benar kata Yesus, “walau seorang berlimpah hartanya, hidupnya tidak tergantung pada kekayaan”. Maka tak patut berlebihan mengerjar materi, sampai mengorbankan hidup, entah diri sendiri atau orang lain.
Harta, kekayaan, itu tanda rahmat. Berkat untuk hidup. Maka tak boleh ditumpuk hanya untuk kenikmatan dan kesenangan diri. Melainkan menjadi sarana berbagi, melipatgandakan kasih dan berkat Tuhan kepada sesama. Kita telah menerima dengan cuma-cuma, maka berikanlah pulan dengan cuma-cuma.
Harta apapun, entah itu warisan atau buah usaha kita, tidak lebih berarti dari keluarga, saudara, dan sesama. Maka Yesus beri kita alaram, “berjaga-jaga dan waspadalah terhadap segala ketamakan”. Orang bisa jadi tamak, jika berlebihan orientasinya pada materi. Ia mudah terjebak oleh “cinta yang tidak wajar dalam kepemilikan”, kata St. Thomas Aquinas. Ia jadi rakus, mau miliki semua dengan cara tak halal, merampas apa yang sebenarnya jadi hak orang, dan akhirnya mengorbankan sesama.
Baiklah ditulis kata-kata Yesus di loh hati kita, meski berlimpah harta kita, hidup ini tak tergantung padanya. Maka jadikan hidup kita saluran berkat bagi sesama. Meski punya sedikit harta, janganlah miskin dalam kasih. Jika berlimpah berkat di tangan, hendaknya semakin melimpah pula cinta kita kepada sesama dan Tuhan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin