Rabu, 11 Oktober 2023
Gal.2:1-2,7-14 ; Luk.11:1-4
Pekan Biasa XVI
“Tuhan ajarilah kami berdoa”
(Luk.11:1)
Saat terbaik berbicara dengan Tuhan adalah berdoa. Karnanya Yesus mengabulkan permintaan muridNya, yang meminta diajari cara berdoa untuk berbicara dengan Bapa. Ia mengajarkan doa Bapa Kami, yang berisikan harapan, permintaan, dan pujian kepada Tuhan.
Doa merupakan ungkapan keterbatasan kita. Rasa butuh kita akan campur tangan Tuhan dalam setiap pergumulan hidup kita. Kata Aristoteles, “Doa memberi kekuatan kepada orang yang lemah, membuat orang yang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan kekuatan kepada orang yang ketakutan”.
Doa, kadang dengan kata, kadang hanya diam, bahkan dengan air mata. Kata Mario teguh, “menagislah dalam deritamu jika engkau ingin menangis, karena air mata adalah doa ketika engkau tidak mampu berbicara”. Jangan membuat siapapun menagis, karena sesungguhnya air mata itu bisa membuat hal buruk terjadi pada kita.
Doa juga mengungkapan kerendahan hati saat kita mengatup tangan pasrah di hadapan Tuhan. Tanpa doa, siapapun akan jadi angkuh dan sombong, karena dia hanya bisa menepuk dada, tak sudai hati bertelut dan mengatup tangan.
Gereja mewariskan kepada kita banyak doa (Bapa kami, rosario, dll). Hal yang paling penting bagi kita adalah berusaha setiap hari selalu menyediakan saat tenang, untuk berdoa. Olenya mari kita meniatkan, mengawali hari dan mengakhirnya dengan doa. Mulailah melakukan rencana, usahan dan kegiatan, sekcecil apapun dengan doa, tanda kita membuka diri, melibatkan Tuhan dalam setiap usaha kita.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin
Terimakasih Padre Wens.
” Doa senantiasa menguatkan aku” Amin…trims tuan renungannya