Aksinews.id/Lewolein – Inilah cara Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung mendorong warga masyarakat Lewolein, Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan, Lembata untuk melestarikan budaya rewa ika. Selasa (19/9/2023) sekitar pukul 06.30 Wita, Kapolres Lembata nekad menceburkan diri dalam air laut untuk melakukan penangkap ikan dengan tangan kosong.
Traidisi penangkapan ikan tembang dengan tangan kosong tanpa bantuan alat tangkap atau biasa disebut dengan masyarakat setempat dengan ‘gole teba’ ini merupakan traidisi rewa ika yang sudah diwariskan turun temurun oleh nenek moyang. Gole teba ini dilakukan untuk waktu tertentu saat air laut surut. Aksi penangkapan ikan tembang tidak berlangsung lama. Tidak sampai berjam-jam.
Warga masuk laut dengan mengenakan sarung yang diikat di pinggang. Ikan hasil tangkapan tangan langsung dimasukkan kedalam baju atau sarung.
Kapolres Vivick Tjangkung yang datang dengan seragam lengkap dan bersepatu boneng nekad masuk laut diikuti Kapospol Hadakewa dan sejumlah anak buahnya. Kapolres juga ikut menangkap ikan tembang bersama warga masyarakat setempat.
Setelah usai acara gole teba, warga menumpahkan ikan hasil tangkapan ke dalam ember atau kedese yang terbuat dari daun lontar. Mereka ramai-ramai membersihkan ikan di bibir pantai.
Kapolres Vivick Tjangkung yang terlihat akrab dengan warga masyarakat, memanfaatkan kesempatan itu untuk mengajak warga masyarakat mensukseskan Pemilu dan menjaga hutan agar tidak terbakar. Dia menyampaikan imbauan mengenai Pemilu damai dan waspada kebakaran lahan dan hutan yang marak terjadi akhir-akhir ini.
Kepada media, seusai rewa ika, Kapolres Vivick mengaku kagum dengan aksi penangkapan ikan tanpa alat tangkap itu. “Ini suatu keunikan yang tidak diketahui banyak orang. Dan ini tradisi yang tidak banyak diketahui di tempat lain,” ungkap Kapolres.
Kapolres perempuan pertama di NTT ini juga berharap tradisi itu dilestarikan. Dari cerita warga, dia pun tahu kalau orang yang mau menangkap ikan harus berada dalam situasi hati yang damai dan nyaman. Artinya, keterhubungan antara alam dan manusia sangat terlihat di dalam tradisi itu.
“Kalau orang yang berada dalam kondisi marah pasti dia tidak bisa dapat ikan,” ujarnya.
Dia kagum dengan tradisi unik tersebut. Kapolres Vivick mengajak Kepala Desa Dikesare Fransisko Raing untuk memperkenalkan tradisi tersebut kepada semua orang.
Kepala Desa Dikesare, Fransisko Raing alias Sisko Making menuturkan bahwa Penjabat Bupati Lembata Drs. Matheos Tan, MM juga berencana mengajak pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan ke Lewolein untuk mengikuti kegiatan rewa ika atau gole teba pada bulan Oktober mendatang.
“Pak Penjabat minta tanggal 11 Oktober, tapi saya tidak tahu apakah bisa atau tidak. Sebab ini tergantung keadaaan air laut,” ujarnya. (AN-01)