Jumad, 11 Agustus 2023
Ul.4:32-40 ; Mat.16:24-28
PW. St. Klara, Perawan
“Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus meyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku”
(Mat.16:24)
Menjadi murid Yesus bukanlah jalan mudah. Kita dituntut harus mampu menyangkal diri, memikul salib, dan setia mengikuti Yesus. Menjalani ketiga syarat ini jadi tolok ukur kita layak atau tidak bagi Tuhan sebagai murid. Karna tidak mudah, maka butuh komitmen dan kesungguhan hati menjalaninya.
Kita harus bisa menyangkal diri, harus bisa mengatakan “tidak” pada kemauan diri yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Agar tidak terjebak dan salah jalan. Harus bisa mengekang ego dan kesenangan diri, agar lebih terbuka, peka dan peduli dengan sesama.
Kita harus rela memikul salib, mau bersama Tuhan yang tersalib. Tuhan yang menderita. Salib adalah tempat Tuhan mati di atasnya. Maka ketika salib sudah di pundak kita, itu isyarat kita bersedia menyerahkan diri dan berkorban, mau menderita demi Tuhan yang kita imani dan bagi sesama yang kita cintai.
Kita juga harus setia mengikuti Yesus, setia berada di belakangNya. Meneladani pelayanan, pengorbanan diri dan keberpihakanNya kepada nasib orang kecil dan miskin. Seperti halnya St. Klara, yang rela melepas kemewahan hidup istana, dan memilih menjalani cara hidup miskin demi Kristus dan Injilnya.
Tetapi banyak orang mau cari gampang. Tak mau bersusah-susah. Karnanya sering menghindari salib. Melihat salib hanya sebagai beban dan penderitaan. Tetapi seperti kata pepatah “di ujung cemeti ada emas”. Demikian juga, di ujung salib tersedia rahmat keselamatan. Maka setialah memikul salib hidup kita meski terluka, sebab di sana ada harapan bahagia dan berkat bagi hidup kita.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin