Selasa, 25 Juni 2023
2 Kor.4:7-15;Mat.20-20-28
Pesta St. Yakobus Rasul
RD Wens Herin
“Berilah perintah agar kedua anakku kelak boleh duduk dalam kerajaanMu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu”
(Mat.20:21)
Hati seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Begiu pula Ibu Zebedeus yang tiba-tiba meminta agar kedua anaknya nanti diperkenankan duduk bersama Yesus dalam Kerajaan Allah. Satu disebelah kiri dan yang lain disebelah kanan. Tentu ia berpikir seperti orang kebanyakan, bahwa duduk di kiri dan kanan merupakan tempat istimewa, terhormat, dan membanggakan. Ia berharap suatu saat kelak, ia boleh melihat kedua anaknya bermegah di kiri dan kanan Yesus.
Namun bagi Yesus, tempat di kiri atau kanan, tak perlu diminta. Jika waktunya tiba, akan dihadiahkan sebagai mahkota bagi orang yang hidupnya benar dalam iman kepada Allah. Sebab dalam Kerajaan Allah, hanya orang yang murni hati, yang saleh dan benar hidupnya, yang setia dan rela berkorban sebagai hamba, Allah menyiapkan tempat itu bagi mereka. Sesungguhnya tempat di kiri atau kanan Yesus adalah tempat keselamatan bagi semua orang beriman.
Dalam kaca mata duniawi, tempat di kiri dan kanan, identik dengan menjadi orang besar dan terkemuka. Namun Yesus mengingatkan, “Siapa yang mau jadi besar, hendaklah ia menjadi pelayan, dan siapa yang mau jadi terkemuka, hendaklah ia jadi hamba” (ay. 26-27).
Jadi hamba berarti kita tidak boleh lupa daratan. Janganlah memposisikan diri ibarat menara gading, mudah dipandang dengan kagum tetapi tak bisa dijangkau. Tidak bisa dekat dan merasakan suka duka sesama.
Karena orang bisa mudah berubah jadi angkuh dan lupa diri. lupa bahwa dirinya hanyalah bejana tanah liat yang rapuh. Maka Yesus ingatkan, menjadi besar dan terkemuka itu anugerah dan panggilan. Maka mestinya tetap merunduk rendah, menyatu dan peka terhadap keadaan. Selalu membuka tangan untuk menerima dan merangkul sebagai saudara. Mendapat tempat terkemuka atau menjadi pemimpin berarti siap sedia menjadi pelayan bukan penguasa toh.
Tempat di kiri atau kanan, bisa juga kita maknai sebagai puncak. Puncak impian, puncak usaha, puncak karier, puncak perjuangan hidup sebagai apapun. Yesus mengingatkan kita, tidak perlu meminta untuk diistimewakan, tetapi mesti setia memperjuangkannya. Mulai dari yang kecil, sederhana, dan bertahap, hingga tiba di puncak impian kita.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin