Senin, 10 Juli 2023
Kej. 28:10-22 ; Mat.9:18-26
Pekan Biasa XIV
“Teguhkan hatimu… imanmu telah menyelamatkanmu”
(Mat.9:22)
Penderitaan tak selamanya hukuman, melainkan pintu menuju rahmat. Dua belas tahun menderita sakit, tentu sangat menyiksa hidup. Ada harapan untuk sembuh, tetapi lebih banyak putus asanya. Karena tak tahu, siapa yang bisa menolong. Ketika Yesus datang, harapan untuk sembuh kembali membara. Si wanita yakin, cukup menjamah jubah-Nya, ia akan sembuh.
Dan hal yang sangat luas biasa, Si wanita melakukan tindakan kecil, cuma menyentuh juba Tuhan, tetapi karena dengan iman dan harapan yang besar, maka seketika itu juga ia dipulihkan oleh kuasa Tuhan. Tuhan melihat iman dihatinya, dan berkenan membalas tindakan kecil si wanita, dengan keajaiban kesembuhan yang mengangumkan atas dirinya.
Si wanita sebenarnya ragu, apa tindakannya itu di terima Tuhan. Atau bakal menimbulkan peroalan. Namun Tuhan justru menyapa dia dengan penuh kasih, “teguhkan hatimu anakKu, imanmu telah menyelamatkanmu”. Ia datang sebagai orang tak dikenal, tetapi tak diduga mendapat penerimaan hangat dan meneguhkan dari Tuhan. Sapaan kasih yang membesarkan harapannya, membuat dia yakin doanya akan terkabulkan.
Kita menimba hal yang mendasar yakni berdoa dan meminta dengan penuh iman dan harapan Tuhan. Imanlah yang memungkinkan mata kita melihat campur tangan Allah dalam hidup kita.
Meski kadang mesti menunggu lama, seperti si wanita menunggu dua belas tahun, tetapi kita tetap yakin Tuhan tak membirkan kita terus menderita. Waktu lama, bukan berarti Tuhan mengabaikan kita. Kadang Tuhan punya rencana dan waktu sendiri, yang terbaik, bahkan jadi kejutan bagi kita.
Saat kita terkapar tak berdaya, Tuhan akan memegang tangan kita. Ketika kita goyah dalam percaya, Dia menguatkan kita dengan Sabda-Nya, “teguhkan hatimu”.
Mari kita juga saling meneguhkan, dalam ucapan-ucapan kita yang menghibur, memberi harapan, dan membesarkan hati. Sebab ucapan kadang lebih tajam, lebih melukai, lebih menyakitkan, menyiksa batin lebih lama, dari pada pedang.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin