Selasa, 13 Juni 2023
2Kor.1:18-22 ; Mat.5:13-16
PW. St. Antonius Padua, Uskup dan Pujangga Gereja
“Kalian ini garam dunia, kalian ini cahaya dunia”
(Mat.5:13,14)
Satu hal penting dalam hidup adalah suri teladan. Hal baik, etis dan terpuji, yang tampak dalam sikap dan tutur yang dilihat dan ditiru.
Dalam bahasa Yesus hari ini, suri teladan yang baik itu ibarat menjadi garam dan terang. Sejatinya garam memberi rasa. Mengenakan makanan. Dan, cahaya memberi terang. Menuntun langkah dalam gelap.
Yesus menginginkan kita murid-Nya menjadi garam dan terang, agar di mana saja kita hadir dan terlibat, kita bawa hal positip yang berpengaruh baik. Hadirkan kasih, solidaritas, keharmonisan, kehangatan persaudaraan, dan tutur kata yang menyejukkan.
Menjadi pribadi yang diharapkan dan diandalkan. Kehadiran kita dinanti. Peran kita dibutuhkan. Karena kesetiaan, pengorbanan, dedikasih dan komitmen kita pada kebaikan bersama. Hadir memberi solusi, bukan mempekeruh situasi.
Maka hendaknya dijaga garam dan terang kehidupan kita, agar tak jadi tawar juga redup. Jika mulai tawar dan redup, itu pratanda bahwa hidup iman kita mulai melemah. Kehadiran dan peran kita kurang memberi pengaruh baik. Bahkan bisa jadi racun yang membunuh sekian harapan yang dibangun bersama.
Situasi saat ini selalu menantang. Tetapi tetaplah jadi garam dan terang, dalam memainkan peran kesaksian iman di depan orang dan di tengah dunia. Bukan berarti memamerkan kesalehan diri. Atau menyombongkan kebaikan kita. Supaya dipuji dan disanjung. Tidak!
Ingat, kebaikan apapun yang dilakukan bukan demi diri. Melainkan demi sesama. Dan, teristimewa demi memuliakan Nama Allah. Ketika orang melihat kebaikanmu, hati mereka bersukacita dan mereka “memulikan Bapamu di surga”.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD Wens Herin