Jumad, 12 Mei 2023
Kis.15:22-31 ; Yoh.15:12-17
Pekan Paskah V
“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabat-Nya”
(Yoh.15:13)
Kasih harus berkorban. Jika hati masih enggan dan berhitung-hitung, kasih akan memudar karena ego diri. Kasih adalah jendela untuk melihat keluar dengan dengan tangan terbuka, untuk menerima, menolong dan dan merangkul.
Kasih yang demikian nampak sempurna dalam pengorbanan Yesus di kayu salib. Ia rela memberi nyawanya, demi keselamatan kita. Maka pada salib, kita belajar mengasihi dengan selalu memberi yang terbaik bagi sesama. Belajar pula berkorban, entah waktu, tenaga, perhatian, materi atau apapun, bagi kebaikan bersama.
Kita adalah sahabat-sahabat Yesus, yang telah ditebus dengan darah yang mahal. Maka hendaknya kita saling mengasihi, solider dan penuh empati kepada kehidupan sebagai ungkapan syukur karena telah dikasihi.
Kasih sejati akan mengalahkan ego diri. Membuat orang mengasihi dengan tulus, tidak berhitung atau merasa rugi. Ia akan selalu berbagi, bahkan rela memberi nyawa sekalipun. Karena kasih tak bisa hanya kata, melainkan harus nyata dalam perbuatan.
Kita tahu, kasih itu hukum utama kita. Tetapi kadang masih saling membenci, saling bermusuhan, saling menyikut dan menjatuhkan, masih enggan memberi diri dan berkorban. Itu berarti kasih kita belum menyerupai kasih Yesus. Mari terus berbenah dalam kasih Tuhan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin