Kamis, 04 Mei 2003
Kis.13:13-25; Yoh.13:16-20
Pekan Paskah IV
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya”
(Yoh.13:16)
Antara hamba dan tuan, ada jarak, status dan peran berbeda. Meski tuan, bermurah hati dan bisa merendah di samping seorang hamba. Menyapa dan mengasihi sebagai saudara. Namun seorang hamba, tetaplah hamba. Ia tak melebihi tuannya. Atau seorang utusan, tidak melebihi orang yang mengutusnya.
Sebagaimana Yesus seorang hamba sejati. Meski Allah, Ia telah merendah, memberi diri, setia dalam perutusan, hingga wafat di kayu salib. Ia rela turun ke tengah lumpur dosa kehidupan, dan oleh darah kudus-Nya Ia menyucikan dan menyelamatkan semesta.
Ingat, Tuhan mewariskan kepada gereja spirit hamba, agar kita belajar tulus, rendah hati dan setia dalam mengabdi dan melayani Tuhan dan sesama.
Hamba tidak lebih tinggi dari tuannya, mengingatkan bahwa hidup ini mesti dijalani secara proposional. Ada banyak peran yang sedang kita mainkan, dalam tugas dan kerja kita saat ini. Maka kita mesti tahu diri, tahu posisi, dan sadari peran kita masing-masing. Jalani semua kepercayaan dengan taat, loyal, rendah hati dan penuh tanggungjawab.
Janganlah merasa super dan angkuh agar tidak lupa diri dan mencederai rasa persaudaraan. Kita mesti sadari bahwa semua yang kita jalani, keberhasilan atau prestasi apapun yang kita capai, tidak mungkin karena usaha kita sendiri. Tanpa bantuan sesama dan pertolongan tangan Tuhan, kita bukan siapa-siapan. Maka janganlah berlaku jadi tuan-tuan kecil. Seenaknya memerintah, menakut-nakuti, dan berlaku sesuka hati.
Meski banyak orang tulus sering ditertawai, dianggap terlalu lugu. Tetapi justru dalam hati yang tulus, yang tidak dikotori niat jahat dan manipulatif, orang selalu merasa bebas, tersenyum lepas, tanpa terbebani apapun. Hingga saat malam datang, ia akan segera terlelap dalam damai di dekap kasih Tuhan.
Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin