Aksinews.id/Jakarta – Sejak diumumkan sebagai bakal calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo mulai menjadi sasaran tembak para lawannya. Kampanye hitam di media sosial (medsos) yang menyerang Gubernur Jawa Tengah itu makin gencar. Bahkan, diprediksi serangan terhadapnya akan semakin masif ke depan. Sehingga pengamat menyarankan agar kubu Ganjar perlu melakukan clearing house.
Pakar ilmu komunikasi dari Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Algooth Putranto menilai tim komunikasi capres Ganjar Pranowo harus segera menangkal kampanye hitam di media sosial yang menyerang Ganjar. Ya, “Clearing house harus segera dibuat. Serangan kepada Ganjar di media sosial akan makin gencar mendekati Pilpres 2024,” ungkap Algooth, Rabu (3/5/2023).
Menurut pria berkacamata ini, clearing house of information berfungsi untuk menyiapkan informasi terverifikasi, guna menjernihkan berbagai hoaks atau tuduhan palsu kepada Ganjar. “Siapkan tim yang berisi orang-orang yang kompeten di bidang tersebut. Jawab setiap hoaks yang masuk dengan informasi-informasi yang sudah terverifikasi,” ujarnya.
Algooth menyebut, clearing house of information tersebut juga bermanfaat ganda. Selain untuk menangkal berbagai serangan kepada Ganjar, keberadaan fasilitas tersebut juga menguntungkan ekosistem pemilu karena bisa memberikan informasi yang benar kepada masyarakat.
Ya, “Dengan adanya fasilitas seperti itu, bisa menciptakan pemilu yang lebih sehat. Minim dari dari hoaks dan kampanye hitam,” katanya.
Algooth menuturkan kampanye hitam yang makin gencar diarahkan kepada Ganjar Pranowo menjelang Pilpres 2024 adalah hal yang wajar, mengingat sampai saat ini Ganjar merupakan kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi.
“Dalam dunia politik, serangan seperti itu adalah hal yang biasa. Yang penting sekarang, adalah bagaimana mengatasi hal tersebut,” kata Algooth.
Terkait Ganjar, Algooth menilai kader PDIP itu sosok yang matang ditempa pengalaman politik bertahun-tahun. Dirinya mencontohkan, ketenangan Ganjar dalam menghadapi hujatan terkait pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
“Ketenangan Ganjar dalam menghadapi berbagai serangan setelah pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menunjukkan kedewasaan dia dalam berpolitik,” kata Algooth. Sosok Ganjar memiliki kesamaan dengan Presiden Jokowi. “Tokoh-tokoh asal Jateng umumnya relatif lentur dan tidak mudah panas bila diserang. Saya lihat kesamaan itu ada di Jokowi dan Ganjar,” kata Algooth, seperti dikutip jpnn.com. (*/AN-01)