Aksinews.id/Subang – Peringatan Hari Buruh, 1 Mei 2023 ini masih saja muncul kabar tak sedang dari kalangan pekerja migran. Dunia pekerja migran Indonesia di luar negeri masih dirundung duka mendalam. Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) meninggal dunia di Taiwan. Korban bernama Marlinah (29) diduga meninggal dunia secara tak wajar.
Marlina ditemukan terbaring tak bernyawa di kamar kosnya dalam keadaan tak berbusana. Kuat dugaan ia meninggal dunia lantaran dibunuh. Saat ini jenazah Marlinah masih di Taiwan dan menjalani proses autopsi. Hal tersebut dilakukan untuk kepentingan penyelidikan. Setelah itu baru kemungkinan jenazah korban dipulangkan.
Marlinah (29), warga Desa Kosar, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang, ditemukan meninggal dunia tidak wajar di dalam kamar kos di Taipei, Taiwan. (Tangkap layar video)
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Subang memastikan sudah melakukan berbagai upaya untuk segera memulangkan jenazah Marlinah.
Kadisnakertrans Subang, Yeni Nuraeni mengatakan sejak kasus kematian Marlinah viral di media sosial terutama di Tiktok, mereka langsung melakukan sejumlah langkah. “Meskipun sejauh ini belum ada upaya secara tertulis maupun permohonan dari pihak keluarga korban kepada Disnakertrans, sejak awal kasus ini mencuat, kami sudah menangani dan terus menerus berkoordinasi dengan BP2MI dan Atase Kemnaker RI di Taiwan,” kata Kadisnakertrans Subang, Yeni Nuraeni, Jumat (28/4) sore.
Menurut Yeni, saat ini kasus kematian Marlinah sedang ditangani oleh pihak kepolisian Taiwan. “Pihak Kepolisian Taiwan sedang melakukan penyelidikan kasus kematian Marlinah yang menurut kabar beredar di media diduga meninggal tak wajar dalam keadaan tanpa busana di sebuah kamar kos,” katanya
Saat ini, ujar Yeni, pihak kepolisian di Taiwan dan Kamar Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taiwan sedang melakukan autopsi terhadap jasad Marlinah. “Kita masih nunggu prosesnya,” ujar Yeni.
Yeni mengatakan, hasil autopsi ini penting untuk mengetahui penyebab kematian Marlinah yang dinilai tak wajar tersebut. “Apabila jenazah tersebut meninggal dalam kondisi yang tidak wajar atau di luar penanganan rumah sakit, maka pihak kepolisian akan meminta dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya,” katanya
“Setelah keluar hasil autopsi, jenazah Marlinah baru bisa diproses untuk dipulangkan ke tanah air,” ucapnya.
Yeni juga menegaskan, Marlinah berangkat secara legal ke Taiwan melalui PT Baranta Budi Prima Indramayu pada 6 Maret 2019. Kontraknya berakhir pada 6 Maret 2021.
“Harusnya awal Maret 2021 Marlinah pulang ke Indonesia. Apabila mau bekerja kembali di Taiwan, ia harus memproses kembali keberangkatannya sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.
Namun, kata Yeni, hal tersebut tak dilakukan oleh Marlinah. “Marlinah saat kontraknya habis tidak pulang ke Indonesia dan memilih tetap tinggal di Taiwan. Sehingga status PMI Marlinah dari PMI prosedural berubah menjadi PMI unprosedural,” katanya.
Keluarga Marlinah hilang kontak
Keluarga Marlinah, didampingi pemerintah Desa Kosar, datang ke DPC Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Jumat (28/4/2023). “Masalah meninggalnya berdasarkan informasi diduga karena pembunuhan,” ujar ayah Marlinah, Narin (55).
Narin menyampaikan, awalnya keluarga mendapat kabar dari teman dekat Marlinah bernama Dian pada minggu (15/4/2023) pukul 06.00 WIB. Ia mengabarkan bahwa Marlinah sudah meninggal dunia. Namun, setelah memberi kabar tersebut, Dian menghilang dan tidak bisa dihubungi. Termasuk nomor kontak Marlinah, setelah dikabarkan meninggal dunia, nomor kontaknya sudah tidak aktif.
Masih disampaikan Narin, karena khawatir, pihak keluarga meminta bantuan pemerintah desa dan langsung melapor ke SBMI Indramayu.
Di sisi lain, Narin mengaku kaget mendengar kabar tersebut. Sebagai orang tua, ia sangat terpukul. Apalagi saat meninggal Marlinah dikabarkan dalam kondisi tidak berbusana di dalam kamar kos. “Saya gak tahu pastinya, tapi kabarnya begitu,” ujar dia.
Kades Kosar, Asep Sugianto, mengatakan, kabar mengejutkan tersebut bahkan viral di media sosial. Namun, baik pihak keluarga maupun rekan sesama TKW asal Subang di Taiwan belum bisa melihat langsung jenazah korban.
Dalam hal ini, pemerintah desa dibantu aparat keamanan setempat akan mengawal kasus tersebut. Salah satunya dengan membuat pengaduan ke SBMI Indramayu. “Tapi rencananya besok teman-teman sesama TKWdi sana infonya dibolehkan untuk melihat jenazah untuk memastikan,” ujar dia, seperti dilansir tribunmanado.co.id.(*/AN-01)