Aksinews.id/Balauring – Seorang kakek, 60 tahun, warga Dolulolong, Kecamatan Omesuri, ditemukan sekitar pukul 22.00 Wita, Kamis (27/4/2023), tergeletak di atas tumpukan batu di bawah pohon lamtoro, dan sudah tak bernyawa. Diduga, sang kakek bernama Abdul Syukur Sanggar itu terjatuh saat potong daun lamtoro untuk jadi makanan ternak kambingnya.
Laporan dari Polsek Omesuri di Balauring menyebutkan bahwa korban ditemukan di kebun Waq Wawi, Desa Dolulolong, Kecamatan Omesuri, sudah tak bernyanyi dan dalam kondisi kaku. Kedua tangannya dikepal dan dalam posisi menjulur kedepan. Warga RT 009/RW 003 Desa Dolulolong itu langsung dibawa pulang warga untuk disemayamkan di rumahnya, sebelum dikuburkan.
Saksi Arsyid Lamadike (30), anak kandung korban, mengisahkan bahwa ayahnya almarhum Abdul Syukur Sanggar keluar dari rumahnya untuk mencari dedaunan untuk makanan kambing di kebun Wag Wawi, sekira pukul 15.00 Wita. Namun, sampai pukul 19.00 Wita, korban tidak kembali ke rumah. Kuatir sesuatu terjadi pada ayahnya yang punya riwayat epilepsi (kejang-kejang), Arsyid mengajak Adam, untuk sama-sama mencari korban di kebunnya.
Sayang, Arsyid dan Adam tidak menemukan korban. Sehingga keduanya kembali ke rumah, dan meminta bantuan tambahan warga agar bisa melakukan pencarian beramai-ramai. Sekitar pukul 21.00 Wita, Arsyid dan Adam bersama-sama dengan beberapa warga lainnya, Udin, Masdian, Dara dan Dodi, balik lagi ke kebun milik korban, dan melakukan pencarian dengan alat bantu senter.
Mereka mulai mengarahkan pencarian ke lokasi yang biasa didatangi korban untuk memotong dedaunan sebagai makanan kambing. Alhasil, saat sampai di sebatang pohon lamtoro setinggi sekitar 5 meter, mereka melihat ada ranting-ranting lamtoro yang masih segar. Tampak seperti baru dipotong, dan dibiarkan berserakan di bawah pohon. Mereka pun mulai mengarahkan senter ke sekeliling pohon lamtoro.
Tidak lama kemudian, saksi melihat korban tergeletak di atas bebatuan dengan posisi tengadah ke atas. Kedua tangan dalam posisi terkepal, namun sudah kaku. Parang milik korban ditemukan sekitar 2 meter dari tubuh korban. Saksi bersama warga lainnya pun mengangkat korban.
Saat diangkat, saksi melihat ada darah di bagian belakang kepala korban. Tampak luka menganga di bagian belakang kepala korban. Kemungkinan korban terjatuh dari atas pohon, dan kepalanya terbentur bebatuan hingga luka sobek di bagian belakang kepala.
Saksi dan beberapa warga lainnya membawa korban ke pinggir jalan umum. Ada yang langsung menghubungi keluarga korban dan Pemerintah Desa Dolulolong. Sehingga keluarga dan aparat desa pun merapat ke tempat mereka membawa korban. Setelah itu, keluarga korban membawa korban dengan mobil pick up ke rumah korban.
Saksi Arsyid Lamadike maupun warga lainnya mengaku kalau korban selama ini tidak punya persoalan dengan warga lainnya.
Saksi Mahmud Bethan (50), warga Desa Dolulolong, menuturkan bahwa korban selalu mencari dedaunan untuk pakan ternak kambingnya setiap pagi dan sore hari. Saat Kamis (27/4/2023) cuaca di wilayah Dolulolong tidak cukup bagus. Sejak pagi sudah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Tapi, tidak lama berhenti, dan gerimis. Sehingga kemungkinan pepohonan basah dan licin, termasuk pohon lamtoro yang mungkin dipanjat almarhum. Sehingga korban diduga tergelincir dan jatuh dari pohon lamtoro.
Petugas medis dari Rumah Sakit Penyangga Meru langsung terjun ke Desa Dolulolong untuk melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh korban, sekitar pukul 24.00 Wita. Sri Isnawati, petugas medis yang memeriksa korban, menemukan ada luka di kepala bagian belakang, memar di rusuk kiri, memar di punggung dan lecet di jari korban.
Anak kandung korban yang juga saksi, Rasyid Laba Lamadike dan ibundanya, Amina Ereq (istri korban), menerima kematian almarhum Abdul Syukur Sanggar sebagai musibah. Mereka tidak mempersoalkannya, dan menandatangani surat Pernyataan Penolakan Autopsi.(AN-01)