Selasa, 28 Maret 2023
Bil.22:4-9 ; Yoh. 8:22-30
Prapaskah V
“Buatlah ular tembaga dan tarulah itu pada sebuah tiang, maka semua orang yang terpaut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup”
(Bil.22:8)
Kata pepatah, “air susu dibalas air tuba”. Gambaran sikap orang Israel yang mengabaikan kebaikan Allah. Mereka malah memberontak dan mempersalahkan keputusan Allah, seolah keluar dari Mesir hanya membuat mereka binasa dan mati. Padahal pergi dari Mesir, supaya tidak ditindas dan diperbudak lagi.
Karena memberontak, maka Tuhan memperingati mereka dengan mengirim ular tedung. Banyak yang mati dipagut ular. Namun Allah tetap mengasihi mereka, dengan menaikan ular tembaga di tiang tinggi. Meski dipagut ular beracun, mereka akan tetap selamat , jika memandang ular tembaga itu.
Kita sering diperingati Allah melalui pengalaman sakit, kegagalan, tantangan dan kesulitan, musibah, ibarat pagutan ular tedung. Apakah kita masih sabar, setia dan tetap berpasrah pada Allah? Ataukah hati memberontak, mempersalahkan Tuhan, dan menjauh dariNya?
Ingat, di Padang Gurun Allah memberi harapan hidup lewat ular tembaga di tiang tinggi. Tetapi di Golgota, Allah justru meninggikan PutraNya di kayu salib dalam derita, agar kita semua diselamatkan.
Olehnya, kita yang memandang salib, percaya pada Dia yang tersalib, kita diselamatkan dari kuasa dosa dan maut. Salib adalah segalanya bagi kita.
Selamat berpuasa. Tuhan memberkati. SALVE.***
RD. Wens Herin