Kamis, 09 Maret 2023
Yer.17:5-10 ; Luk.16:19-31
Prapaskah II
“Sementara ia menderita di alam maut, ia berseru, Bapa Abraham, kasihanilah aku”
(Luk.16:24)
Terlambat. Nasi sudah jadi bubur. Begitulah nasib orang kaya. Yang semasa hidup berfoya-foya menikmati kekayaannya, tanpa peduli orang lain. Ia membiarkan Lazarus telantar kelaparan di depan pintu. Tanpa rasa kasihan hingga tangan pun tak terulur menolongnya. Maka Allah menghukum si kaya dan membuatnya menderita dalam api kekal di alam maut.
Nama Lazarus berarti Allah yang menolong. Karena manusia tak peduli dengan keadaannya. Maka Allah sendiri yang mengubah nasibnya. Ia menderita, tetapi cuma sementara di bumi. Kini Allah menganugerahkan dia bahagia kekal di akhirat.
Apalah arti memiliki banyak harta, jika hidup tak bermurah hati? Hidup ini akan berlalu. Segala yang kita miliki dan nikmati saat ini, hanya sesaat saja. Tak akan kita bawa sesudah mati. Janganlah semata mengejar dan menumpuk banyak harta, tetapi jiwa kita menderita dan binasa di akhirat?
Yesus mengingatkan kita, supaya selalu peka dan bermurah hati dengan sesama yang berkekurangan. Tuhan menghadirkan mereka ada di depan mata kita, sebagai undangan untuk berbagi dan bersolidaritas.
Di masa prapaska ini, mari kita membuka mata dan hati. Ringankan langka dan ulurkan tangan kita. Kesempatan berbuat baik untuk seseorang datang cuma satu kali. Lakukan sesuatu supaya kita tidak menyesal kemudian.
Selamat berpuasa. Tuhan memberkati. SALVE. ***
RD. Wens Herin