Aksinews.id/Lewoleba – Penjabat Bupati Lembata, Drs. Marsianus Jawa, MSi mendukung penuh rencana Sayap Kasih Foundation untuk membangun rumah rehabilitasi difabel di Kabupaten Lembata. Bahkan, Pemkab Lembata menyatakan kesediaan menghibahkan lahan seluas 1 Ha sebagai lokasi pembangunannya.
Ya, “Ini kan nantinya untuk masyarakat kita yang difabel, disabilitas. Selama ini memang perhatian pemerintah untuk difabel masih terbatas, kurang. Data jumlah difabel juga masih kacau balau. Tapi, prinsipnya saya dukung rencana bangun rumah rehabilitasi difabel. Nanti data difabel saya akan bantu, pemda bantu dengan meminta data dari para camat,” ungkap Penjabat Bupati Marsianus Jawa, Selasa (7/3/2023).
Hal itu disampaikan Penjabat Bupati Lembata dalam pertemuan dengan Tim Sayap Kasih Foundation dari Kota Tomohon, Propinsi Sulawesi Utara, di ruang kerja Bupati Lembata. Tim Sayap Kasih Foundation dipimpin langsung Br. Marianus Manuk BTD, SP (ketua Yayasan Manuel Runtu/Yamaru Indonesia), beranggotakan Br. Bona BTD (Direktur Sayap Kasih Foundation), Ivon Watulangko A.Md.T, Justi Aresta, dan Wildi Tundo. Seorang anggota tim, Sr. Sisilia DSY. A.Md.FT tidak bergabung dengan rombongan karena lebih dulu kembali ke Tomohon. Tim Sayap Kasih didampingi aktivis Forum Peduli Kesejahteraan Difabel dan Keluarga (FPKDK) Lembata, Fince Bataona dan Freddy W.
Dalam pertemuan yang berlangsung santai itu, Bruder Marianus memaparkan mengenai lembaga yang dipimpinnya selama ini, serta sepak terjang lembaga Sayap Kasih Foundation. Rohaniwan asal desa Merdeka, Kecamatan Lebatukan, Lembata ini juga memaparkan berbagai temuan timnya selama berada di Lembata dan menemui difabel di kampung-kampung, baik di rumah maupun di kebun.
Direktur Sayap Kasih Foundation, Br. Bona BTD menambahkan bahwa difabel di Lembata masih belum diberdayakan sama sekali. Bahkan, ada yang masih hidup dalam stigma miring lingkungan masyarakat sekitarnya. Namun, kata dia, rata-rata memiliki potensi untuk diberdayakan. “Hanya beberapa saja yang memang tidak bisa apa-apa. Tapi, kebanyakan punya potensi untuk diberdayakan, mereka punya keterampilan,” jelasnya.
Karena itu, sambung Bruder Bona, Lembata sangat membutuhkan rumah rehabilitasi difabel. “Rumah rehabilitasi ini bisa dikembangkan menjadi UMKM Difabel, ini UMKM spesifik,” jelas dia.
Penjabat Bupati Marsianus mengamininya. Ia bahkan langsung memanggil pejabat Kabid Aset Pemda Lembata dan Dinas Sosial untuk terlibat dalam pertemuan dengan tim Sayap Kasih Foundation.
Kabid Aset Pemda Lembata diminta memproses hibah tanah seluas 1 Ha sebagai lokasi pembangunan rumah rehabilitasi difabel. “Saya minta Yayasan untuk serius membangun. Saya mau rencana ini jadi. Harus ada rumah rehab untuk warga kita yang difabel,” tegas Marsianus Jawa.
Bruder Marianus dan Bruder Bona menyatakan kesiapan lembaganya untuk mewujudkan impian adanya rumah rehab difabel. Mereka sama sekali tak menyangka kalau Pemkab Lembata sangat antusias mendukung penanganan difabel di kampung halaman pimpinan Yamaru ini.
Tak cuma itu. Marsianus Jawa juga mengajak komunitas bruder BTD untuk membangun biara di NTT. “Jika mau di Kota Kupang, bisa bangun di wilayah Paroki Oeleta. Saya masih ketua DPP disana,” ujarnya, guyon.
Kepada wartawan seusai bertemu Penjabat Bupati Lembata, Bruder Marianus Manuk menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah yang menyambut baik rencana Sayap Kasih Foundation.
Saat ini Sayap Kasih Foundation memiliki beberapa mitra kerja yang mendukung kegiatan mereka, yakni Kementrian Sosial RI, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, Fakultas Kedokteran Disabilitas St. Luke University Japan, Fakultas Fisioterapi University of Breda Belanda, Fakultas Keperawatan jurusan Fisioterapi Universitas Katolik Dela Sale Manado, Fakultas Keperawatan Poltekkes Sorong, Fakultas Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Gunung Maria Tomohon, Sekolah Tinggi Ilmu Kesejahteraan Sosial Manado dan beberapa universitas lainnya serta lembaga-lembaga sosial lainnya yang berada di Indonesia.(AN-01)