Aksinews.id/Ruteng – Program Studi Teknik Sipil Universitas Katolik Santu Paulus, Ruteng, Kabupaten Manggarai, melakukan Praktikum Mekanika Tanah, Jumat (3/3/23) pagi. Praktikum Mekanika Tanah dihadiri oleh dosen pengampu mata kuliah beserta seluruh mahasiswa mahasiswi Teknik Sipil angkatan pertama dan kedua.
Praktikum ini diselenggarakan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Mekanika Tanah didampingi teknisi atau laboran.
Kasmir Gon, ST., MT., IPM selaku dosen pengampu Mata Kuliah Mekanika Tanah 1 dan 2 mengungkapkan kategori kegiatan. “Yang diadakan hari ini termasuk kategori penyelidikan tanah lapangan. Karena setelah itu ada penyelidikan di laboratorium,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa penyelidikan tanah lapangan merupakan pekerjaan awal yang dilakukan demi mendapat tujuan akhir.
“Penyelidikan tanah lapangan adalah jalan menuju tujuan akhir. Karena parameter hasil uji penyelidikan tanah lapangan itu untuk mendesain fondasi bangunan gedung (lantai berapa saja), jalan, jembatan, bendungan, bandara, pelabuhan, dll. Intinya untuk semua pekerjaan sipil. Sehingga terbangun konstruksi bangunan sipil yang aman,” ungkap Kasmir.
Selanjutnya, Dosen asal Cibal Barat itu menjelaskan tahap penggunaan salah satu alat uji yang digunakan, yaitu SPT (Standard Penetration Test). “Identifikasi peralatan (bagian-bagian), diangkut ke lapangan, tentukan lokasi pengujian, instal alat (pemasangan alat, pastikan sebelum pengujian, alat terpasang dengan aman untuk dipergunakan), masukkan split spoon sampler pada ujung bawah dari batang pipa, di bagian atas pipa setinggi 70 cm sudah tersedia beban seberat 63,5 kg, beban dijatuhkan secara bebas kepada pangkuan di bawahnya untuk menekan split spoon sampler yang boleh masuk ke dalam tanah, dan pada pipa dikasih tanda tiga kali setiap kedalaman 15 cm harus dihitung berapa kali beban 63,5 kg itu dijatuhkan secara bebas setinggi 70 cm. Krn akan dihitung nilai N besar atau jumlah tumbukkannya.”
“Setiap alat uji memiliki POS (Prosedur Operasi Standar) atau SOP (Standar Operasional Prosedur) sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam standar nasional Indonesia. Semakin banyak jumlah tumbukan yang diberikan, berarti tanahnya semakin keras,” jelasnya.
Sejauh ini, Kasmir mengungkapkan bahwa ia tidak pernah memiliki kendala terutama dalam hal peralatan.
Ya, “Saya dengan jujur mengatakan bersyukur kepada Tuhan serta berterima kasih kepada pihak Kampus Unika Santu Paulus Ruteng khususnya Prodi Teknik Sipil serta mahasiswa mahasiswi. Karena peralatan teknik sipil kampus ini sangat komplit. Jadi, saya tidak menemukan kendala dari segi peralatan. Tinggal maja Mahasiswa bersedia disiplin atau tidak untuk terus dibimbing dan dibina. Karena itu Prodi Teknik Sipil dengan kualitas yang sangat baik dapat menerima siapapun untuk bergabung dan belajar bersama di Kampus Unika St. Paulus Ruteng,” ungkap Dosen Penyelidikan Tanah Laboratorium dan Lapangan itu.
Agustinus Marseven salah satu mahasiswa yang mengikuti praktek tersebut juga menyampaikan kesan yang dirasakan. “Saya merasa senang dengan adanya fasilitas untuk praktikum khususnya diprodi kami (Teknik Sipil), dengan adanya alat dan bahan dengan sendirinya saya merasa terdorong untuk tetap semngat berada di tekhnik sipil, terutama di kampus Unika St. Paulus Ruteng, karena begitu lengkapnya fasilitas- fasilitas yg tersedia di kampus tersebut, sehingga dapat memenuhi praktikum Mata Kuliah yang ada di Prodi Teknik Sipil,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa dosen pengampu sangat bersemangat dalam membimbing mahasiswa mahasiswi menjalankan Praktikum.
“Saya merasa bangga dengan dosen Teknik Sipil, Pa Kasmir Gon yang begitu semangat untuk mendampingi kami, walaupun hujan tiada hentinya tetapi bapak/ibu dosen juga tetap merelakan waktunya untuk mendamping dan mengajari kami berbagai alat dan bahan apa yg digunakan untuk membangun sebuah bangunan, baik bangunan jalan, jembatan maupun gedung,” imbuhnya.
Agutinus juga mengungkapkan manfaat yang ia rasakan saat mengikuti praktek di lapangan tersebut. “Saya dapat mengetahui cara memasang dan fungsi dari alat dan bahan yang digunakan untuk membangun bangunan-bangunan baik gedung maupun jalan raya, mengetahui seberapa dalam membuat pondasi pada tanah dan mengatahui tentang bagaimana sifat-sifat pada tanah, sehingga tanah tersebut layak membangun sebuah bangunan,” ungkap Mahasiswa asal Tehong tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, Praktikum Mekanika Tanah menggunakan dua alat uji, yaitu SPT (Standard Penetration Test) yang berguna untuk mengukur kapasitas daya dukung tanah melalui jumlah pukulan (numbre of blows/N) dan mengambil contoh tanah terganggu (undisturbed sample) melalui Split Spoon Sampler.
Alat CPT (Cone Penetration Test/Sondir) ringan 2,50 ton berguna untuk mengukur kedalaman lapisan tanah keras, kapasitas daya dukung tanah (ujung/end bearing capacity), dan daya dukung selimut atau geser (friction bearing capacity) untuk memenuhi kebutuhan desain teknis pondasi bangunan rekayasa sipil seperti gedung, jembatan, jalan, bendungan, dan lain-lain.(Berno Bediona-Ruteng)