Aksinews.id/Semarang – Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan atau Zulhas tak sungkan melempar isyarat untuk mengusung Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024, langsung di hadapan Presiden Jokowi. Juga, di depan Ganjar dan Erick, yang duduk bersebelahan.
Isyarat itu dilempar Zulhas, dalam sebuah pantun saat menutup pidato sambutan Rapat Koordinasi Nasional Pemenangan Pemilu PAN di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2/2023).
“Jalan-jalan ke Simpang Lima, jangan lupa beli lumpia. Kalau Pak Ganjar dan Pak Erick sudah bersama, Insya Allah Indonesia tambah jaya,” kata Zulhas, disambut tepuk tangan meriah ribuan kader yang menghadiri Rakornas PAN.
“Tapi, itu kata Panglima Perang. Keputusan ada di Panglima Tertinggi,” imbuhnya sambil tertawa kecil. Dalam kesempatan tersebut, Zulhas juga nyeletuk soal rambut putih, ketika menyapa Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
“Kelihatan, rambutnya tambah putih Pak. Keningnya juga mulai berkerut. Itu nggak dibuat-buat Pak. Alami. Sebagaimana tanda-tanda dari Bapak Presiden. Beliau kerja keras siang dan malam, untuk memajukan rakyatnya, masyarakatnya, agar makmur dan sejahtera,” tutur Zulhas.
Disebut begitu, Ganjar dan hadirin lainnya tampak terkekeh. Sementara saat menyapa Menteri BUMN yang juga Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Zulhas menyebutnya dengan panggilan Saudara.
“Kenapa dipanggilnya Saudaraku? Karena kader-kader PAN menganggap Saudaraku Erick Thohir ini, sebagai kader Partai Amanat Nasional,” ujar Zulhas, kembali disambut tepuk tangan meriah.
Bisa Dibawa Musyawarah
Di sisi lain, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani merespons positif sinyal PAN untuk mengusung Ganjar Pranowo dan Erick Thohir di Pilpres 2024. Sinyal itu dilempar Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, saat menutup sambutan dengan pantun di acara Workshop dan Rakornas Pemenangan PAN di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (26/2).
“Sebagai mitra di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), PPP menghormati dan menyambut positif apa yang berkembang di Rakornas PAN, untuk mengusulkan paslon Ganjar Pranowo dan Erick Thohir sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden,” kata Arsul, kemarin.
“Paslon ini nantinya bisa dibawa ke forum musyawarah KIB bersama Partai Golkar dan PPP,” imbuhnya. Sejauh ini, kata Arsul, PPP belum mengadakan forum Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), yang memfinalkan paslon ke KIB.
“Ini tentu akan dimusyawarahkan dengan mempertimbangkan beberapa faktor. Termasuk, bagaimana koalisi lainnya berproses,” tutur Arsul.
Komentar Ketua DPP PPP Achmad Baidowi tak jauh beda. Menurutnya, sah-sah saja PAN menyampaikan aspirasi seperti itu. Barangkali, ada kesamaan koalisi dengan lainnya.
“Khusus nama Pak Erick Thohir, dalam beberapa kesempatan, PPP juga menghadirkan Pak Erick untuk menyapa kader PPP. Ya ada semacam kedekatan emosional. Tentu, keputusan resminya menunggu mekanisme internal kami,” beber Baidowi.
“Pak Ganjar juga disebut internal PPP dari beberapa DPW. Ya nanti kita padukan. Tentu, selain itu juga ada nama tokoh lain, yang akan kita padukan sesuai mekanisme internal,” pungkasnya.
Megawati Akan Berdialog dengan Jokowi
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri akan terlebih dahulu melakukan komunikasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebelum memutuskan tokoh calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pemilu 2024. Hal ini untuk melihat pembangunan Indonesia ke depan, dalam rangka meneruskan kinerja Presiden Jokowi
“Ibu Mega berdialog dengan Pak Jokowi untuk melihat bagaimana problematika bangsa, bagaimana kepemimpinan ke depan, bagaimana tanggungjawabnya. Setelah kesemuanya dipersiapkan, pada momentum yang tepat, Ibu Megawati akan mengumumkan. Jadi mohon bersabar,” kata Hasto kepada wartawan, Senin (27/2/2023).
Megawati juga akan melakukan kontemplasi sebelum memutuskan sosok capres. Hal ini harus dilakukan Megawati, untuk menghasilkan pemimpin yang bertanggungjawab. “Yang kita cari adalah pemimpin yang digembleng lahir dan batin, yang rekam jejaknya baik, dan itu lahir dari PDI Perjuangan,” tegas Hasto.
Hasto memastikan, PDIP akan mendorong kader partainya untuk mencalonkan diri sebagai capres pada Pemilu 2024. Sebab, kehadiran partai politik penting untuk menciptakan pemimpin bangsa.
“Karena tujuan kita berpartai untuk mendorong kader-kader partai ditempatkan pada jabatan penting dan strategis, setelah dipersiapkan dengan sekolah partai dan penugasan kader kader partai,” tegas Hasto.
Meski demikian, Hasto tak mempermasalahkan terdapat sejumlah partai politik yang mendeklarasikan tokoh di luar partai untuk maju dalam Pilpres 2024. “Kalau PDI Perjuangan, calonnya dari internal, kalau ada partai lain yang sudah mencalonkan, maka kita ada perbedaan, dan erbedaan itu hal yang biasa dalam demokrasi. Bagi PDI Perjuangan, sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi, dan the next president itu adalah satu kesatuan komitmen bagi masa depan Indonesia raya kita,” pungkas Hasto, seperti dilansir RadarSolo.(*/AN-01)