Aksinews.id/Jakarta – Akhirnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia di Vatikan, Paus Fransiskus buka suara soal penahanan Uskup Nikaragua, Mgr. Rolando Alvares. Sri Paus mengungkapkan keprihatinannya dan mengutuk penahanan Uskup Rolando Alvarez, yang dijatuhi hukuman lebih dari 26 tahun di negara Amerika Latin itu.
Paus Fransiskus yang pernah menjadi Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, da sempat diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II, menyampaikan keprihatinannya saat memberikan berkat mingguan kepada umat dan wisatawan yang datang ke gereja Santo Petrus.
Monsigneur Alvarez adalah seorang pengkritik vokal terhadap berbagai kebijakan Presiden Nikaragua, Daniel Ortega yang dikenal otoriter.
Ortega menuduh para pemimpin Katolik di negaranya berusaha menggulingkannya setelah aksi-aksi protes yang menewaskan sekitar 300 orang pada tahun 2018 silam. Sejak saat itu, pemerintahan mantan pemberontak Marxis era Perang Dingin telah mengusir para biarawati dan misionaris Katolik.
Monsigneur Alvarez yang ditangkap pada bulan Agustus 2022 silam bersama empat imam dan beberapa orang seminaris, serta seorang juru kamera televisi Katolik setempat, dijatuhi hukuman pada Jumat, 10 Februari 2023. Uskup Alvares divonis bersalah atas beberapa dakwaan, di antaranya pengkhianatan, merusak integritas nasional dan menyebarkan berita-berita palsu.
Uskup Alvarez sempat termasuk dalam pembebasan kejutan 200 tahanan politik oleh pemerintahan Ortega. Akan tetapi, Monsigneur menolak naik ke pesawat menuju Washington DC, Amerika Serikat.
“Berita dari Nikaragua telah membuat saya sangat bersedih dan saya tidak bisa tidak mengingat dengan rasa prihatin Uskup Matagalpa, Monsinyur Rolando Alvarez, yang sangat saya cintai dan yang telah dihukum 26 tahun di penjara, dan juga orang-orang yang telah dibawa ke Amerika Serikat,” kata Paus Fransiskus.
Selain dijatuhi hukuman 26 tahun penjara, Uskup Alvarez juga kehilangan kewarganegaraan yang resmi dicabut oleh pemerintahan Nikaragua.
Paus Fransiskus juga mengutuk pemenjaraan Uskup Rolando Alvarez dan pengusiran para pembangkang, dan menghimbau para pemimpin politik untuk membuka hati mereka terhadap kebenaran dan keadilan dan terlibat dalam dialog.
Paus Fransiskus pada Minggu (12/2/2023) mengeluarkan seruan kepada para pemimpin politik di Nikaragua untuk membuka hati mereka untuk pencarian perdamaian yang tulus dan terlibat dalam dialog.
Mengekspresikan kesedihan yang mendalam atas berita dari Nikaragua, Paus mengatakan dirinya memikirkan Uskup Alvarez, “yang sangat saya cintai,” dan yang telah dijatuhi hukuman 26 tahun penjara.
Bapa Suci berdoa untuknya, untuk mereka yang telah dideportasi ke Amerika Serikat, dan untuk semua orang yang menderita di negara tercinta Nikaragua.
Dia mengundang umat beriman untuk bergabung dengannya dalam doa kepada Tuhan meminta perantaraan Perawan Maria Tak Bernoda.
“(Semoga dia) membuka hati para pemimpin politik dan semua warga negara untuk pencarian tulus akan perdamaian, yang lahir dari kebenaran, keadilan, kebebasan dan cinta, dan dicapai melalui latihan dialog yang sabar.” Paus Fransiskus kemudian memimpin umat beriman dalam pendarasan Salam Maria. (berbagai sumber/AN-01)